KEBUMEN, PelitaJabar – Jambore Nasional I Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) yang berlangsung di Kebumen, Jawa Tengah, resmi ditutup pada Minggu, 21 September 2025.
Selama tiga hari, dari 19-21 September, para petani Muhammadiyah dari berbagai daerah di Indonesia berhimpun mengukuhkan tekad memperjuangkan kedaulatan pangan nasional.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Panitia Jambore Nasional I JATAM, Wahyudi Nasution, mengapresiasi semua pihak yang terlibat.
“Dari Kebumen, kita menyalakan obor harapan menuju kedaulatan pangan bangsa,” ujarnya.
Dalam acara tersebut, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah juga meluncurkan varietas padi unggul bernama MENTARI, hasil inovasi Prof. Toto Agung Dwi Haryanto, Dr. Agus Riyanto, dan Dr. Dyah Susanti.
Peluncuran ini menjadi salah satu momen penting yang menandai komitmen Muhammadiyah dalam mendukung petani melalui pengembangan teknologi pertanian.
Muhammadiyah Dorong Kemandirian Petani
Seperti dilansir dari laman Muhammadiyah.or.id, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, secara simbolis melakukan penanaman padi varietas Mentari saat pembukaan JAMNAS JATAM I di Universitas Muhammadiyah Gombong (Unimugo) pada Sabtu, 20 September.
Haedar memberikan dukungan penuh atas langkah JATAM dalam mengembangkan pertanian berbasis kemandirian dan inovasi.
“Hari ini adalah hari yang penting bagi keluarga JATAM se-Indonesia untuk memulai menanam padi yang unggul, yaitu varietas, padi berkemajuan,” jelasnya.
Dikatakan, pemilihan nama Mentari memiliki filosofis yang kuat dengan nilai-nilai Muhammadiyah dan kehidupan para petani.
“Kenapa Mentari? Karena selain berhubungan erat dengan identitas Muhammadiyah, mentari atau matahari juga sangat berkaitan dengan kehidupan para petani dan seluruh aktivitasnya yang bergantung pada sinar matahari,” ucap Haedar.
Apresiasi Wakil Menteri Pertanian
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono, memberikan apresiasi khusus kepada Muhammadiyah atas komitmennya dalam membangun sektor pertanian dan pangan nasional.
“Saya kagum dengan Muhammadiyah. Insyaallah dengan terjun ke pertanian, Muhammadiyah dapat menjadi yang terbaik, seperti halnya Muhammadiyah mengurus pendidikan dan kesehatan,” ujar Wamentan.
Menurutnya, program pertanian pemerintah tidak akan berjalan maksimal tanpa adanya kolaborasi.
Oleh karena itu, ia mengajak ribuan jamaah tani yang hadir untuk bersama-sama memajukan negara melalui sektor pertanian.
“Jambore ini bukan hanya sekadar ajang pertemuan, tetapi menjadi momen konsolidasi dan sinergi bagi para petani Muhammadiyah,” pungkasnya.

Sinergi JATAM untuk Kedaulatan Pangan
Sementaranya Ajat Sudrajat, Ketua JATAM Garut, yangbhadir bersama empat delegasi lainnya, menyebut Jambore Nasional I ini sebagai momen strategis untuk membangun jaringan antara JATAM, UMKM, dan masyarakat.
“Pasca-Jambore Nasional I, harapannya ada empat poin penting. Pertama, sinergisitas antara para petani Muhammadiyah dengan para pelaku usaha dan masyarakat. Kedua, mendorong peningkatan ekonomi nasional. Ketiga, menyejahterakan para petani, dan keempat, bebas dari mafia ketahanan pangan,” papar Aja didampingi Yanyan Agus Supianto.
Ia berharap, selain menjadi media bertukar informasi antar sesama petani di seluruh Indonesia. Jambore ini melahirkan komitmen bersama sejalan dengan tema jambore tahun ini “Daulat Pangan untuk Indonesia Berkemakmuran”. Jang