BANDUNG, PelitaJabar – Meskin hujan sempat mengguyur Kota Bandung, namun tak membuat ribuan warga beranjak di sekitar Balai Kota Bandung Sabtu 25 Oktober 2025 malam.
Lampu-lampu sorot dinyalakan, 62 kendaraan hias bertema heritage mulai berbaris. Miniatur Gedung Merdeka, Museum Geologi, bangunan Art Deco, hingga ikon-ikon kota lainnya tampak mencolok dengan dekorasi cahaya dan ornamen warna-warni.
“Ini konsepnya karnaval malam hari. Setelah hujan reda, udaranya dingin dan cahaya terlihat lebih jelas. Pesannya, Bandung siap menyemburatkan cahaya, sumirat,” kata Wali Kota Muhammad Farhan saat merayakan Hari Jadi ke-215 Kota Bandung (HJKB).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Farhan sendiri menaiki mobil pemadam kebakaran yang sudah dihias khusus.
Setiap kendaraan mewakili kecamatan dan perangkat daerah. Mereka diwajibkan mengangkat replika bangunan bersejarah sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat.
Rute pawai dimulai dari Balai Kota, melewati Jalan Wastukencana, Jalan Aceh, Jalan Merdeka, Perintis Kemerdekaan, Jalan Braga, Jalan Suniaraja, Jalan Otista, dan berakhir di Lapangan Tegalega.
Meski tidak ada penutupan jalan total, arus kendaraan sempat tersendat di beberapa persimpangan. Namun warga terlihat tetap menikmati suasana.
Sedangkan Wakil Wali Kota Bandung, Erwin mengatakan kegiatan ini menjadi persembahan untuk warga, sekaligus magnet wisata di malam minggu.
“Ini puncak HJKB ke-215. Pasti macet, tapi nikmati saja, karena ini hiburan untuk warga. Banyak hotel penuh malam ini, wisatawan juga datang. Yang penting tertib, jangan duduk di flyover atau turun ke tengah jalan,” bebernya.
Ia juga menyebut, momen ini berdampak baik bagi sektor pariwisata karena bertepatan dengan malam Minggu dan banyak wisatawan menginap di Kota Bandung.
Di garis akhir, kawasan Tegalega sudah dipadati warga sejak siang karena sebelumnya berlangsung festival kuliner, pertunjukan seni, dan musik.
Menjelang pukul 20.00, satu per satu kendaraan hias tiba di Tegalega. Pawai ditutup dengan penampilan band Kuburan dan Gigi di panggung utama sebagai penanda berakhirnya rangkaian HJKB. ***









