BANDUNG, PelitaJabar – Pembukaan Special Olympics Southeast Asia Football Competition 2025 di Hotel Horison Ultima Bandung , Senin malam 10 November 2025, berlangsung meriah dan penuh keakraban.
Disemarakkan tarian adat Sunda, upacara pembukaan atlet sepakbola disabilitas diikuti enam negara Asia Tenggara. Yaitu negara Bangladesh, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Kompetisi ini menjadi wadah tahunan bagi pesepak bola bertalenta khusus di kawasan Asia Pasifik untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dipastikan Sebanyak 132 atlet sepak bola dengan disabilitas intelektual dan perkembangan (IDD) akan bertanding di Stadion Sidolig Bandung mulai 11 hingga 25 November 2025 ini di Stadion Sidolig.
Format yang digunakan adalah 7 lawan 7. Tim terdiri dari enam putra dan enam tim putri.
Asisten Deputi Olahraga Khusus Kemenpora RI Dadi Surjadi mengatakan, Kemenpora menyambut antusias Special Olympics Southeast Asia Football Competition 2025.
Dikatakan, sebagian besar atlet, event ini merupakan kompetisi Internasional pertama dan melalui latihan intensif berbulan-bulan bersama pelatih di negara masing-masing.
“Kompetisi ini tak hanya menjadi ajang adu keterampilan. Tapi juga wadah mempererat persahabatan lintas negara. Kami dari Kemenpora mendukung penuh turnamen ini. Harapannya turnamen seperti ini bisa berkelanjutan,” ucap Dadi Surjadi.
Sementara itu Presiden Regional dan Direktur Pelaksana Special Olympics Asia Pacific Dipak Natali mengatakan, turnamen ini bukan sekadar kompetisi olahraga, namun wujud nyata dari semangat inklusi di Asia Pasifik.
Turnamen ini menjadi pengingat kuat bagaimana inklusi diwujudkan dalam tindakan. Bandung menunjukkan kepada kawasan ini apa artinya memimpin dengan hati.
“Ketika atlet dengan disabilitas intelektual diberi kesempatan untuk berlatih, berkompetisi, dan bersinar, kita sedang merayakan potensi mereka serta menciptakan perubahan yang langgeng,” kata Dipak Natali.
Sekdispora Kota Bandung Hendi Maulana Yusuf merada bangga atas kepercayaan yang diberikan kepada Bandung sebagai tuan rumah ajang olahraga regional tersebut.
“Menjadi tuan rumah kompetisi ini adalah kehormatan luar biasa. Kami berkomitmen menjadikan Bandung sebagai kota yang ramah disabilitas, di mana hak-hak penyandang disabilitas dihargai dan dipenuhi,” kata Hendi.
Presiden SOIna Warsito Ellwein menekankan pentingnya ruang bagi atlet dengan IDD untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan kemampuan mereka.
“Kompetisi ini adalah milik para atlet dengan disabilitas intelektual. Mereka memiliki hak yang sama untuk mengembangkan bakat seperti orang lain,” ujarnya.
Sementara ketua SOIna Kota Bandung Abdul Karim tidak dapat menyembunyikan rasa haru menyaksikan acara pembukaan berlangsung meriah.
“Sukses peyelenggaraan tidak terlepas dari kerjasama semua pihak seperti pemerintah, teman-teman pengurus, tim dari Persib dan media massa, sukses ini merupakan sukses bersama dari semua phak,” ucapnya terbata bata. Joel









