BANDUNG, PelitaJabar — Gencarnya budaya asing, tidak menutup kemungkinan berdampak terhadap perkembangan budaya lokal. Bahkan, dikhawatirkan dapat mematikan seni budaya Sunda, termasuk Calung.
Menyikapi hal itu, LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Kota Bandung bersama Disdik Kota Bandung, menggelar diskusi seni budaya Calung selama dua hari mulai 25-26 Juni.
“Kebudayaan tidak bisa dipisahkan dari rangkai dan proses pendidikan. Pendidikan melahirkan kebudayaan, dan budaya memperkuat pendidikan,” terang Abdul Gaos, Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung disela acara di Dago Tea House Bandung Selasa (25/6) .
Sementara, Ketua GMBI Distrik Kota Bandung, Moch Mashur yang akrab disapa Abah mengatakan, kegiatan tersebut dapat dilaksanakan berkat dukungan semua pihak, terutama Ketua Umum GMBI Moh. Fauzan Rahman.
“Kita sangat prihatin, dimana budaya lokal terkikis sedikit demi sedikit oleh derasnya budaya luar yang masuk. Dan Ini karena rasa kepedulian kita terhadap seni budaya calung, karena hampir musnah,” ujar Abah.
Pihaknya juga mengkhawatirkan budaya yang kini terkontaminasi budaya luar. Apalagi masih ada kelompok calung yang belum memiliki pola pikir bagaimana mengembangkan dan melestarikan seni tersebut.
“Tujuan acara ini untuk memotivasi kebudayan di Jawa Barat agar bersatu kembali, karena kani lihat seni budaya sudah terkotak-kotak dan sulit untuk bersatu lagi,” tandas Abah.
Senada, Fauzan Rahman menyambut baik kegiatan itu. Menrutunya siapa lagi yang akan melanjutkan dan melestarikan budaya seni sunda ini.
“Kalau bukan kita siapa lagi yang menghidupkan kembali seni budaya Calung. Karena dalam kebudayaan ada juga pendidikan bela negara,” pungkasnya singkat.
Dirinya berharap, seluruh wilter GMBI se-Indonesia kedepan harus menggelorakan budaya daerahnya masing-masing agar tidak terkikis oleh budaya luar. Mal