BANDUNG, PelitaJabar – Meski ribuan pelaku pariwisata kembali mengancam akan melakukan demo lebih besar, Gubernur Jawa-Barat Dedi Mulyadi yang akrab disapa KDM tetap tak bergeming. Dia “keukeuh” tak akan mencabut larangan study tour sesuai SE no 45 tentang larangan study tour.
“Kemarin ada demonstrasi di Gedung Sate hingga memblokade Flyover Pasupasti. Mereka adalah para pelaku jasa usaha kepariwisataan baik penyelenggara travel, kemudian sopir dan pengusaha bus mendesak saya mencabut SK larangan study tour. Yang protes itu adalah kegiatan pariwisata. SK saya adalah SK studi tur,” kata KDM dalam instagramnya, Selasa 22 Juli 2025.
KDM melanjutkan, study tour selama ini merupakan ajang untuk piknik. Sebab mereka yang berdemonstrasi meminta larangan study tour dicabut dari jasa kepariwisataan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Yang dilarang adalah kegiatan studi tur. Dengan demonstrasi itu menunjukkan dengan jelas kegiatan study tour itu sebenarnya kegiatan piknik, rekreasi bisa dibuktikan yang demonstrasi para pelaku jasa kepariwisataan,” tegas KDM.
Sementara salah seorang aksi demo merasa prihatin atas kebijakan yang dianggap keblablasan. Selain berdampak serius pada pendapatan ribuan pekerja, mulai sopir, pemandu wisata, event organizer (EO), hingga pelaku UMKM.
“Larangan ini mematikan mata rantai penghidupan kami. Bukan hanya soal jalan-jalan, tapi tentang edukasi dan perputaran ekonomi yang besar,” ucapnya.
Kekecewaan massa kian memuncak karena KDM tidak menemui para peserta aksi, melainkan ke acara peluncuran Koperasi Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah.
“Kalau tidak datang hari ini, maka kami akan susun aksi lanjutan yang lebih besar dan terorganisir. Jangan remehkan suara rakyat,” ancam peserta.
Meski perwakilan massa diundang audiensi di dalam Gedung Sate, dengan tegas mereka menolak pembubaran aksi hanya karena pertemuan dengan “perwakilan.” Mereka menuntut keputusan resmi untuk mencabut larangan tersebut. ***