BANDUNG, PelitaJabar – Meski angka perkawinan anak di Kota Bandung menurun, justru empat kecamatan ini mengalami peningkatan.
Diantaranya Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler, Cibeunying Kidul, dan Coblong. Di Babakan Ciparay ada 12 dispensasi perkawinan anak.
Faktornya karena fungsi keluarga yang tidak optimal memberikan pengasuhan kepada anak-anak tersebut. Kemudian, faktor lainnya adalah pendidikan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Di Babakan Ciparay itu banyak anak yang setelah SMP langsung dinikahkan. Mereka tidak disekolahkan ke jenjang lebih tinggi karena para orang tua menganggap sekolah itu hanya formalitas. Untuk kasus seperti ini, peran sekolah melalui guru Bimbingan Konselin (BK) yang punya tugas besar mengedukasi anak-anak,” beber Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Keluarga Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung, Felly Lastiawati Sabtu 22 Juli 2023.
Berdasarkan data Komnas Perempuan, dispensasi perkawinan anak pada tahun 2021 di Indonesia mencapai 59.709. BKKBN merilis, salah satu faktor minimnya pendidikan seks di kalangan remaja.
Oleh karena itu, DP3A, aparat kewilayahan, Kemenag, dan stakeholder lainnya secara pentahelix bekerja sama untuk terus menerus mengedukasi masyarakat terkait hal ini.
“Kami juga dibantu oleh Puspaga yang diketuai Umi Oded untuk konseling dan mengedukasi tak hanya dari pelaku anak, tapi juga kepada keluarganya. Pendidikan seks ini penting, jangan dianggap tabu,” lanjutnya.
Menanggapi hal tersebut, Koordinator Pandawa Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Pathah Pajar Mubarok menjelaskan, pendidikan seks sebenarnya harus diberikan sejak anak berusia dini atau tingkat PAUD.
“Untuk di SD dan PAUD, sex education itu memang masuk ke dalam muatan pembelajaran, jadi tidak secara vulgar. Sebagai contoh, di PAUD itu kita kenalkan tentang konsep keamanan diri melalui nyanyian: ‘Sentuhan boleh, sentuhan tidak boleh’ itu merupakan sex education. Apa yang boleh dipegang dan yang tidak boleh dipegang,” jelas Pathah.
Sedangkan di tingkat SD lebih ditekankan perannya oleh wali kelas. Di tingkat SMP, Disdik Kota Bandung bekerja sama dengan Kedokteran Unpad menjalankan program
“HEBAT” (hidup sehat bersama sahabat). Salah satu SMP yang intens melaksanakan program tersebut yaitu SMPN 51,” pungkas Pathah.
Sementara Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bandung menyebutkan, angka perkawinan anak sangat kecil dibandingkan daerah lain di Jawa Barat.
Tahun 2022 ada 143 perkawinan anak di Kota Bandung. Angka ini turun di tahun 2023, hingga 18 Juli tercatat 76 permohonan perkawinan anak. ***
foto : radarbandung.com