BANDUNG, PelitaJabar – Tim karate PON Jawa Jawa Barat tidak bisa main-main menuju ke Papua. Etos kerja dan spirit harus tiga kali lipat dari biasanya. Menang telak harus didapatkan atlet jika tidak mau ‘dinakalin’ dengan sebuah keputusan yang tidak sportif.
Berhasil merebut juara umum pada PON 2016 lalu dengan menumbangkan kedigjayaan DKI Jakarta, tampaknya menjadi sebuah tanda perlawanan keras akan dilakukan tim DKI Jakarta pada PON berikutnya di Papua.
‘Ini akan terjadi. DKI menyimpan dendam pada tim karate Jabar. Tanda-tanda itu pun sudah dimulai dengan menghantam psikis pengurus Forki Jabar atau pun atlet,’ jelas pelatih kepala tim karate PON Jabar Arief Hardiana, di ruang Kominfo Lantai II KONI Jawa Barat, Kamis (02/09/2021).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Mulai dari memperlama turunnya SK kepengurusan FORKI Jabar hingga memulangkan 4 atlet karate terbaik Jabar dari Pelatnas lalu diganti dengan karateka DKI, adalah satu perang urat syaraf yang dilakukan DKI Jakarta.
Keempat atlet karate terbaik Jabar itu adalah Sandi firmansyah, Tegar Januar, Sharon Verlina dan Romario Setiamu.
‘Saya sangat maklum itu akan terjadi. Karena para pengurus pusat PB. FORKI adalah kebanyakan orang-orang DKI,’ ucap Arief.
Belajar dari berbagai cara yang akan dilakukan tim lawan khususnya DKI Jakarta, untuk memenuhi dendamnya, Arief meminta semua atlet karate PON Jabar membangun kekuatan yang berlipat ganda.
‘Kalau mau menang, harus menang angka dengan telak. Baik untuk kumite atau kata. Saya yakin ini sudah ditanamkan para atlet,’ ingatnya.
Perjalanan tim karate PON Jabar untuk mempertahankan juara umum di Papua dirasakan Arief memang sarat dengan perjalanan terjal dan berliku.
Tidak hanya datang dari ambisiusnya DKI Jakarta, tapi juga diterjang dengan pandemi Covid-19. Hal ini jelas Arief yang di PON 2016 adalah manejer tim, sangat melengkapi tekanan mental para atlet.
‘Selain covid kendala lainnya adalah sulitnya atlet berkumpul full berlatih. Ada sisi lainnya yang membuat tim karate sulit berkumpul latihan yaitu ijin dari atlet yang militer dan yang bekerja yang susah didapatkan,’ jelasnya.
Namun Ketua umum Forki Jabar Gianto Hartono, selalu berpesan kepada tim karate agar menatap kedepan dan lupakan masa lalu.
‘Berbuat yang terbaik, optimalkan kemampuan kalian demi Jawa Barat,’ tutur Arief menirukan semangat yang pernah disampaikan Ketua Forki Jabar.
Tim karate Jabar turun di 14 nomor dari 17 nomor yang dipertandingkan. Perlu usaha ekstrim untuk dapat mempertahankan juara umum.
Berbagai persoalan dan kendala yang dihadapi tim karate PON Jabar menuju perjalanan ke PON Papua, diharapkan Arief menjadi kekuatan dahsyat guna merebut 4 medali emas.
‘Semoga menjadi motivasi besar untuk membuktikan prestasi di PON 2021 nanti. Saya yakin semua persoalan yang dihadapi tim karate PON Jabar akan indah pada waktunya. Juara umum. Semoga saja. Aamiin,’ pungkasnya. ***