BANDUNG, PelitaJabar – Pandemi Covid-19 telah meluluhlantakkan perekonomian nasional. Bahkan, sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) banyak yang gulng tikar dalam 1,5 tahun belakangan.
Padahal, UMKM salah satu tulang punggung perekonomian negara. Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki mengatakan 99% pelaku bisnis di tanah air berasal dari sektor ini.
“UMKM termasuk jadi salah satu yang paling terpuruk. Pemulihan ekonomi nasional tidak bisa mengabaikan UMKM karena 99% pelaku usaha adalah mereka. Pelaku UMKM perlu dukungan yang mudah dijangkau agar ekonomi nasional terus berputar,” ungkap Teten dalam webinar Dukungan Perbankan Terhadap UMKM di Masa Pandemi yang disiarkan secara live di YouTube Tempo Media Group, Kamis (5/08/2021).
Ada tiga kategori pelaku UMKM yang terdampak di masa pandemi Covid-19. Pertama kelompok yang usahanya harus tutup, kedua mengalami penurunan pendapatan hingga menganggu cashflow, dan yang ketiga mereka yang berhasil melakukan inovasi serta adaptasi hingga tetap mengalami pertumbuhan bisnis.
“Tapi agar UMKM dapat terus risilien dan berinovasi di tengah pandemi ini, literasi digital masih menjadi salah satu hambatan,” ungkap Teten.
Sebagai salah satu bank pembangunan daerah (BPD), bank bjb memiliki komitmen yang selaras dengan pemerintah pusat juga daerah untuk membangkitkan kembali UMKM sebagai langkah pemulihan ekonomi.
Fokus utama bank bjb dalam memulihkan UMKM di masa pandemi. Yakni dari sisi pembiayaan dan peningkatan kapasitas pelaku usaha.
“bank bjb dalam memulihkan UMKM dilakukan baik dari sisi pembiayaan maupun peningkatan kapasitas pelaku usaha, termasuk di dalamnya adalah pelatihan literasi digital. Semua upaya tersebut kami lakukan lewat platform digital sehingga dapat menekan mobilitas masyarakat,” ungkap Direktur Komersial dan UMKM bank bjb Nancy Adistyasari.
Nancy memaparkan, bank bjb mendukung UMKM lewat bantuan permodalan kredit UMKM yang kini juga dapat diakses secara digital. Tak sekedar membantu modal, bank bjb menyalurkan bantuan lewat pola kemitraan sehingga para pelaku usaha sekaligus mendapat jaminan pasar bagi produk-produknya.
“Kami fokus dengan pembiayaan pola kemitraan, jadi kami carikan dulu off taker-nya yang bisa membeli bisnis para pelaku UMKM, sehingga pelaku UMKM bisa suplai produk mereka ke para pemain besar ini. Keutungannya, harga jadi lebih stabil dan tingkat kesejahteraan pelaku usaha pun dapat meningkat,” pungkasnya. ***