GARUT, PelitaJabar – Hingga memasuki triwulan keempat, pembangunan jembatan layang khusus pasien rumah sakit dr. Slamet Garut, baru tahap pembuatan pondasi. Padahal, waktu pengerjaan hanya tersisa pertengahan Desember 2023.
Keterangan yang berhasil dihimpun PJ, tersendatnya pembangunan jalan layang sepanjang 45 meter ini disinyalir adanya temuan BPK diduga terjadi kerugian negara mencapai Rp. 2,3 milyar oleh pihak ketiga.
Bahkan, seharusnya jembatan layang untuk pasien ini seharusnya sudah rampung pada tahun 2022 lalu, bersamaan dengan pembangunan gedung Rawat Inap IGD yang berada di seberang jalan rumah sakit.
Menanggapi hal itu, direktur rumah sakit dr.Slamet Garut, dr.Husodo Dewo membantah jika pembangunan jalan layang dikarenakan adanya temuan BPKRI.
“Jembatan jalan layang ini sudah dikerjakan jauh hari meski baru tahap penggalian pondasi pancang. Dimana anggaran pembangunan itu bersumber dari BLUD tahun 2023 sebesar Rp. 11 milyar,” kata Husodo seusai rapat di Aula Setda, Senin 24 Oktober 2023.
Menurutnya, proyek tersebut berbeda, karena kontruksinya dikhususkan untuk pasien rumah sakit. Makanya secara kontruksi nantinya akan tertutup diatas jalan raya dengan bentangan sepanjang 45 meter.
“Sesuai kontrak perjanjian selama 120 hari pihak rekanan diharapkan pembanguan jalan layang ini selesai pada pertengahaan Desember mendatang,” tandas Husodo.
Disinggung Analisis dampak lingkungan (Amdal) yang disinyalir belum ditempuh, dirinya juga membantah semua proses Amdal sudah selesai baik.
Sementara, Bagian Pengendalian Pembangunan Setda belum mengetahui sumber anggaran atas pembangunan jembatan layang tersebut.
Pasalnya, setiap kegiatan infrastruktur pembangunan sampai menghabiskan milyaran rupiah seharusnya tertuang dalam Dokumen Penyelenggaraan anggaran (DPA).
“Memang saya lihat ada pembangunan dirumah sakit tahap penggalian pondasi, tapi gak tahu peruntukannya.Kalau memang bersumber dari BLUD, justru saya baru tahu dari awak media,” pungkas Beni selaku kasubag di Dalbang. JANG