BANDUNG, PelitaJabar – Peningkatan kompetensi pelatih taekwondo di Jawa Barat menjadi proyeksi utama Taekwondo Jabar.
“Melalui Diklat pelatih Kyorugi dan Poomsae ini, kami mencoba membentuk pelatih yang profesional, disiplin dan berintegritas,” tegas Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Taekwondo Indonesia (TI) Jawa Barat Divie, SH. MH saat Pendidikan dan Latihan (Diklat) pelatih Taekwondo se-Jawa Barat, Jumat 5 September 2025 di GOR Tri Lomba Juang Bandung.
Dikatakan, Pengprov TI Jabar memberikan seluas-luasnya kesempatan kepada para pelatih untuk terjun menuju Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA), Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) dan kejuaraan umum lainnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Agar pelatih di daerah memiliki kompetensi secara lisensi terkait pemutakhiran sertifikasi. Kami berharap rekan-rekan pelatih yang mengikuti kegiatan Diklat selalu meng-update skill dan beberapa hal yang menjadi bekal menjadi seorang pelatih.” ujarnya.
Dalam Diklat dibahas tantangan pelatih taekwondo Jabar.
“Saya tantang mereka untuk mampu mewujudkan predikat pelatih sebagai sebuah profesi,” kata Divie.
Dia mengingatkan, profesi pelatih harus memiliki etika dan kode etik. Kode etik terdapat di pasal 31 AD/ART PB TI.
“Pelatih tidak diperbolehkan berpijak di dua kaki. Artinya seorang pelatih taekwondo tidak boleh “nyambi” jadi pelatih cabor beladiri lainnya,” tambah Divie.
Para pelatih harus dibekali ilmu kepelatihan. Jadi kompetensi mereka ada di Diklat ini.
“Jadi ketika nanti melatih di sekolah atau universitas, sertifikasi organisasi sudah mereka miliki. Tidak bodonglah istilahnya,” ucap Divie lagi.
Salah seorang peserta asal Kabupaten Majalengka Didin Syamsudin mengatakan, Diklat ini bukan yang pertama diikutinya.
“Diklat taekwondo selalu ada peraturan baru. Jadi harus selalu di update terutama di kelas poomsae. Di kyorugi tidak terlalu banyak perubahan,” kata pelatih di dojang Lapangan Udara (Lanud) TNI AU Kabupaten Majalengka.
Senada, Karina Nurdiani (Kota Tasikmalaya), merasa bersyukur bisa mengikuti Diklat.
“Karena pertama ikut Diklat, jadi saya merasa deg-degan. Tapi ternyata tidak menakutkan seperti yang saya bayangkan. Bagi saya Diklat ini pengalaman yang seru,” pungkasnya.
Sebanyak 130 peserta dari 25 Pengurus Cabang (Pengcab) mengikuti Diklat tersebut kecuali Kabupaten Pangandaran dan Kota Banjar. Peserta kyorugi berjumlah 90 orang.
Sementara poomsae diikuti 40 peserta. Instruktur dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung 2 orang.
Dari Pengrov TI Jabar diwakili Binpres Bayu Firmansyah, Taufik Krisna dan seorang pelatih dari Korea.
Diklat berlangsung 5 – 7 September 2025 di GOR Tri Lomba Juang, Komplek GOR Pajajaran, Kota Bandung. Joel









