BANDUNG, PelitaJabar – Kegiatan Bimbingan Teknis (BIMTEK) Kepala Desa dan Sekdes se- Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi selama 8 hari di kota Bandung, diduga di markup.
Tak hanya itu, kegiatan yang seharusnya bisa diadakan di Jambi maupun di Kerinci, dinilai hanya menghambur-hamburkan uang.
‘Menurut kami, ada dugaan panitia mengambil keuntungan dibalik kegiatan tersebut,’ ungkap ES, salah satu pengamat kebijakan publik Kabupaten Kerici di Bandung Rabu 29 Juni 2022.
Dikatakan, kegiatan yang diinisiasi Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kab. Kerinci, mamatok biaya Rp.3,5 juta per orang. Sementara, jika dihitung, anggarannya tak sebesar itu.
‘Ya, saya dapat bocoran biaya sebenarnya. Misalnya untuk akomodasi di Hotel Horison, harga per pack nya Rp.425.000 hingga Rp.450.000 per orang. Tapi menjadi sekitar Rp.650.000 per orang. Selisihnya kan cukup besar, ini ada dugaan markup,’ ujar ES.
Karena itu, dia meminta pihak terkait mengungkap dugaan penggelembungan dana itu. Karena dana yang digunakan merupakan anggaran negara.
‘Aparat penegak hukum harus turun tangan, supaya ada efek jera kedepan,’ tandasnya seraya mengatakan jika kegiatan BIMTEK tersebut sebenarnya bisa dilakukan di Jambi.
Apalagi jumlah peserta mencapai 516 orang, jika dikalkulasi kelebihan dana BIMTEK di Bandung cukup wah.
Dimintai komentarnya, Sekretaris panitia Pelaksana Bimtek, Abdulrahman membantah isu markup tersebut.
‘Itu informasi keliru, iuran sebenarnya Rp.3,3 juta, bukan 3,5 juta,’ tuturnya disela kegiatan.
Dia menjelaskan, anggaran Rp. 3,3 juta digunakan untuk membayar biaya penginapan, fasilitas peserta seperti kaos, tas, seminar kit termasuk makan siang dan coffe break.
‘Jadi, biaya untuk 4 hari itu sebesar Rp 2,6 juta, sedangkan untuk nara sumber kisaran Rp.700 ribu, sehingga total Rp 3,3 juta,’ pungkasnya. ***