BEKASI, PelitaJabar – Wakil Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat Abdul Hadi Wijaya atau yang akrab disapa Gus Ahad merasa resah, karena banyaknya persoalan yang muncul dalam perhelatan Pekan Paralympik Daerah (Peparda) VI tahun 2022 Jawa Baratnyang di Kabupaten Bekasi.
“Banyak betul informasi yang masuk pada saya. Semua pasti menyoal pada penyelenggaraan Peparda. Ada yang nelpon nangis. Pokoknya macam-macam,” kata Gus Ahad Sabtu 26 November 2022.
Selaku wakil rakyat di DPRD.Jawa Barat dirinya yang memang membidangi Dispora Jabar sangat resah mendengar hal-hal yang seperti itu.
Gus Ahad tidak menutupi jika selama selama ini yang dia dengar di hajatan Peparda muncul persoalan atlet non Jabar yang turun di Peparda. Lalu juga ada ketidaktegasan dari tim keabsahan dan juga Technical Delegate.
“Kami dewan adalah pengawas bagi pengguna anggaran Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang ada pada Dispora yang digunakan oleh baik NPCI, KONI atau Kormi dan yang lainnya,” ucapnya saat menyambangi sekretariat NPCI Kota Bandung.
Bahkan dia mengingatkan NPCI kota Bandung jika menemui persoalan selama Peparda berlangsung sebaiknya di prores saja.
“Jangan diam apalagi melakukan pembiaran. Biar diproses dan ada efek jera demi sportifitas olahraga Jawa Barat,” katanya.
Terkait Peparda, jika dalam perjalanannya, ada ketidakbenaran dalam dalam proses pengalokasiannya, maka dirinya dan anggota Komisi lainnya tentu akan berbuat.
Paling tidak lewat Inspektorat sebagai badan pengawas internal akan meminta untuk mengusut pemakaian APBD yang diberikan kepada NPCI lewat Dispora tersebut.
Dirinya juga mengapresiasi pembukaan Peparda yang sangat keren, menyentuh dan humanis.
“Saya mengutip pernyataan dari Ketua NPCI pak Supriatna Gumilar “jangan kau lihat yang hilang pada dirimu, tapi lihatlah apa yang tersisa.” Ini sangat menyentuh sekali sampai ke hulu hati dan nurani kita semua,” tambahnya.
Dijelaskan, jika harapan masyarakat sangat luar biasa untuk Peparda. Karena baru ada sejarah mengumpulkan atlet dengan jumlah banyak 2553 seperti ini.
Hanya saja ketika dilapangan dirinya terus berkomunikasi dengan teman teman media, maka beberapa atlet juga pelatih banyak yang mengeluh juga.
“Diantara hal yang sangat prinsip untuk penilaian untuk sebuah event Peparda bagaimana klasifikasi dan keabsahan dari peserta. Disini sangat beragam di lapangan info info yang sampai kepada kami. Intinya adalah pertama adanya atlet normal yang pura-pura difabel. Ini buruk sekali ya. Orang normal mah udahlah jadi normal. Kok pura-pura difabel,” ujar Gus.
Dirinya bahagia mendengar pernyataan Supriatna, mereka tidak pantas itu akan ditindak tegas.
“Bahkan NPCI Kota dan Kabupaten yang melakukan bahkan akan dibekukan. Saya salut dengan sikap tegas pak Ketua NPCI Jawa Barat,” ucap Gus.
Lalu yang kedua masih kata politisi partai PKS ini, dia sudah berkali-kali mengatakan kalau Peparda adalah ajang mencari atlet terbaik Jawa Barat untuk event Peparnas di Sumut tahun 2024.
Tapi ternyata banyak atlet-atlet non Jawa Barat yang ikut. Sepanjang atlet tersebut nanti memperkuat Jawa Barat gak ada masalah.
“Tapi disini saya lihat mereka membuat surat keabsahan palsu atau memanipulasi keabsahan. Si atlet siluman ini hanya memperkuat NPC Kota dan Kabupaten di Peparda ini. Setelah itu kembali ke daerahnya. Artinya mereka tidak memperkuat Jabar di Peparnas. Ini harus ada ketegasan dari induk organisasi yaitu NPCI Jawa Barat,” tegas Gus Ahad.
Dampak dari kehadiran atlet non Jabar itu sangat jelek. Karena atlet itu kelas elit dan sudah memiliki prestasi dan jam terbang yang banyak sehingga atlet-atlet pemula yang baru muncul jelas tidak berimbang.
“Pastikan hanya orang orang terbaik Jawa Barat yang ikut di Peparnas,” pungkasnya. Joel