CIAMIS, PelitaJabar – Sebagai bentuk kepedulian, melalui program BRI Peduli Yok Kita Gas memfasilitasi Bank Sampah Unit (BSU) Kartini, mulai dari modal hingga mobil pickup.
Ketua BSU Kartini, Aan Samsiah, menjelaskan organisasinya dimulai dari sosialisasi Pemkab Ciamis yang mendorong masyarakat mendirikan bank sampah di setiap desa.
“Awalnya ini program pemerintah, ada SK Bupati Ciamis yang memutuskan setiap desa harus mendirikan Bank Sampah,” kata Aan Minggu (28/07/2024).
Lalu dia mulai berpikir cara menggerakkan ibu-ibu di wilayahnya dalam pembentukan bank sampah. Akhirnya, dia melakukan edukasi soal pengelolaan sampah.
“Karena ibu-ibu di sini suka olahraga, saya akhirnya melakukan sosialisasi sambil jalan santai, senam, kadang-kadang ke pengajian juga,” ungkap Aan.
Selain jual beli sampah, BSU Kartini juga membuat program tabungan receh, tabungan sampah, tabungan hari raya, budidaya magot, pembuatan kerajinan dari sampah, hingga produksi kompos.
“Jadi setelah mengumpulkan sampah ke BSU Kartini, ibu-ibu bisa menabung uang hasil penjualannya di sini. Nanti bisa ditukar dengan sembako,” kata Aan.
Setelah cukup berkembang dan meraih berbagai penghargaan lingkungan atas keberhasilan dalam mengelola sampah, Aan pun mengambil langkah untuk menghidupkan kembali Kelompok Wanita Tani (KWT) Imbanagara Raya pada 2022.
Saat ini, anggota BSU Kartini sudah mencapai 229 orang dengan jumlah nasabah lebih dari 300 orang. Semuanya terdiri dari warga di empat dusun, yaitu Majalaya, Warungkulon, Sukasari, dan Selaawi.
BSU Kartini sudah kerjasama pengelolaan sampah dengan tiga sekolah, yaitu PAUD Kartini, SMK Bakti Kencana, dan SD Negeri 1 Imbanagara Raya. Sampah dari ketiga sekolah tersebut ditampung dan ditabung di BSU Kartini.
“Dari BRI kami dapat sumbangan berupa mesin press, mesin batako, mesin mencacah magot, furniture kantor seperti rak, insektarium, dan mobil pickup. Nilainya sekitar Rp500 juta. Jujur saja, bantuan dari BRI membuat kami jadi semakin semangat,” ungkap Aan dengan senyum sumringah.
Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto menegaskan pihaknya mendukung pembangunan berkelanjutan melalui sosialisasi pengelolaan sampah dalam program BRI Peduli Yok Kita Gas.
Sampah anorganik dapat diolah menjadi barang-barang bernilai ekonomis. Dalam mendukung pengelolaan sampah tersebut, BRI telah menyalurkan 173 unit bak maggot komunal dan 50 unit kandang Black Soldier Fly (BSF).
“Hasilnya saat ini terkumpul 236.153 kg sampah organik dan 471.323 kg sampah anorganik di bank sampah. Selain itu, juga tercatat sebanyak 6.921,5 kg maggot terjual dan sebanyak 34.739.868 Kg CO2e karbon tereduksi melalui bank sampah,” pungkasnya. ***