BANDUNG, PelitaJabar -Meski Pilpres 2024 masih cukup lama, namun mesin partai mulai dipanaskan. Seperti halnya DPC PDIP Kota Kota Bandung, telah menyiapkan berbagai strategi. Salah satunya mengoptimalkan keberadaan pengampu dan menggerakkan para kader.
Di Pemilu 2024, selain menargetkan 14 kursi di DPRD Kota Bandung, juga akan memenangkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden pada pemilihan presiden (Pilpres) 14 Februari 2024 mendatang.
“Tentunya komunikasi ini sudah kita sampaikan kepada kader dan struktur partai. Targetnya bersama-sama menangkan Ganjar Pranowo sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia,” beber Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bandung Achmad Nugraha, usai Rapat Kerja Cabang (Rakercab) Kamis (31/8/2023) di Sekretariat DPC PDI Perjuangan.
Dikatakan, kemenangan dalam Pemilu tersebut, mampu mengulang kemenangan yang lebih besar seperti pada Pemilu sebelumnya di Kota Bandung.
Saat ini, PDI Perjuangan memiliki 7 kursi di DPRD Kota Bandung. Dengan pamekaran daerah pemilihan (Dapil) dari 6 Dapil menjadi 7 Dapil, target raihan 14 kursi tidaklah muluk.
Keberadaan para pengampu, semakin menambah kepercayaan diri untuk mendulang kesuksesan seperti Pemilu sebelumnya.
“Poin pentingnya, kita menargetkan kemenangan sebanyak-banyaknya. 14 kursi di DPRD merupakan angka realistis,” tandas Amet, sapaan akrabnya Jumat 1 September 2023 di Gedung DPRD Kota Bandung.
Dia juga menekankan agar para kader dan simpatisan terus bergerak memaksimalkan sumber daya yang ada dengan sistem gotong royong untuk meraih kemenangan di Pilpres dan Pemilu.
“Kita sudah menyiapkan SDM yang mampu bekerja dalam memenangkan Pemilu 2024 mendatang bahkan mesin partai sudah siap bekerja hingga ketingkat bawah. Intinya DPC PDIP Kota Bandung siap berkontestasi,” kata Amet yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Bandung ini.
Sementara etika berkampanye, pola kampanye negatif perlu disertai usulan yang konkret sebagai solusi atas masalah yang diangkat. Tanpa adanya solusi, maka pihak-pihak yang melakukan kampanye negatif hanya akan melahirkan sikap pesimis dan apatis masyarakat.
“Orang yang sudah bekerja saja belum tentu bisa mengatasi persoalan, apalagi yang tidak bekerja keras,” pungkasnya. ***