BANDUNG, PelitaJabar – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dituding setengah hati memberikan perhatian dan juga bantuan kepada dunia olahraga prestasi di Jawa Barat.
Hal tersebut terbukti dengan kecilnya nilai bantuan dana hibah tahun 2022 yang diterima KONI Jawa Barat.
Padahal Gubernur Jabar baru saja menerima penghargaan dari Kemenpora sebagai Insan Olahraga Berprestasi kategori Pembina.
Dasarnya, Jabar juara umum PON 2016 dengan 217 medali emas, 157 perak dan 157 perunggu. Juara Umum PON Papua raihan 133 medali emas, 105 perak dan 118 medali perunggu.
Dalam pelaksanaan Rakerprov belum lama ini, Ketua Umum KONI Jawa Barat mengatakan kalau berdasarkan data dan fakta untuk menghadapi PON tahun 2024 di Sumut-Aceh, dipastikan Jawa Barat kehilangan 30 persen atlet potensial dan produktif merebut medali emas.
Bahkan Ketua Umum KONI Jabar Ahmad Saefudin yang telah menorehkan sejarah dan tinta emas prestasi berturut-turut Juara Umum PON 2016 dan 2021 untuk Jawa Barat ini, — berharap sesegera mungkin dilaksanakan pembinaan terukur.
Salah satunya dengan penyelenggaraan Porprov yang merupakan titik kulminasi pembinaan yang diharapkan dapat berjalan baik dan menghasilkan atlet pengganti difisit (minus) atlet 30 persen tersebut.
Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Triathlon Indonesia (FTI) Jawa Barat Kolonel. Tek. Gunaryo, ST. MT menegaskan jika kepedulian Gubernur Jabar terhadap olahraga Jawa Barat patut dipertanyakan. Terkesan setengah hati.
“Bisa anda bayangkan. Bagaimana pengajuan KONI Jawa Barat untuk rutin Rp. 167 milyar dan untuk pelaksanaan Porprov Rp. 121 milyar. Realisasi yang KONI Jabar terima “jauh panggang dari api,” katanya kepada PJ Sabtu 24 September 2022.
Realisasinya untuk rutin Rp 22, 5 milyar sedangkan untuk pelaksanaan Porprov Rp. 500 juta. Jadi totalnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat hanya membantu Rp. 23 milyar. Masya Allah, bagaimana dengan anggaran sebesar itu KONI Jabar dapat bergerak,”jelas jebolan ITB ini.
Padahal katanya lagi persiapan untuk menghadapi PON XXI di Sumut-Aceh tidak bisa disebut enteng. Apalagi adanya target untuk membuat “hattrick” juara Umum PON.
Diceritakan, tahun 2021 dengan predikat Juara Umum PON XX di lembur batur (bukan tuan rumah) Jawa Barat mendapat bantuan sebesar Rp. 254 milyar.
“Tapi KONI Jawa Barat dibawah kendali pak Ahmad, masih bisa efesiensi anggaran untuk dikembalikan ke kas Daerah sebesar Rp. 22 milyar. Ini menurut saya apa yang dilakukan pak Ahmad sangat luar biasa. Efisien anggaran iya, hasil yang dicapai pun luar biasa,”tegasnya.
Jadi sebetulnya menurut Gunaryo Pemerintah Provinsi belum memberikan dana hibah tahun 2022 kepada KONI Jawa Barat. “Karena yang diberikan untuk tahun 2022 merupakan pengembalian anggaran tahun 2021 yang dilakukan pak Ahmad.
Bahkan kalau boleh dikatakan, untuk anggaran tahun 2022 tidak ada sama sekali verifikasi dari OPD (Organisasi Perangkat Daerah).
“Tiba tiba KONI hanya diberikan hibah Rp. 23 milyar dari pengajuan Rp. 288 milyar,”tegas Gunaryo.
Tahun 2022 ada agenda Porprov. Mana komitmen Pemerintah Jawa Barat dalam rangka pembinaan Atlet guna menjadi juara umum PON 2024 di Sumut Aceh.
“Apakah Pak Gubernur tahu dan yakin dengan angka Rp. 23 milyar yang diberikan, — KONI Jabar dapat menjalankan agenda pembinaan atlet,” ucap Gunaryo.
Sementara atlet di daetah lain yang merupakan pesaing Jawa Barat seperti DKI Jakarta dan Jawa Timur katanya sudah melakukan pembinaan jauh-jauh hari.
“Mereka mengikat atlet dengan memberikan uang saku dan uang vitamin. Siapa yang bertanggung jawab apabila atlet pada pindah ke daerah lain karena di Jabar tidak ada dana pembinaan,”ujar Gunaryo dengan nada bertanya.
Dari informasi pengurus KONI lainnya yang diperoleh Gunaryo sebagai perbandingan pada tahun 2021 KONI DKI Jakarta menggunakan anggaran tertinggi dibanding dua pesaing lainnya yakni mencapai Rp 410 miliar. Padahal DKI dapat dikalahkan Jawa Barat di Papua lalu.
Sementara Jawa Barat sebagai juara umum mendapat dana Rp 256 miliar. Lalu, Jawa Timur yang menempati peringkat ketiga dengan anggaran Rp 218 miliar. KONI Jabar bahkan mengembalikan ke Kas daerah sebesar Rp. 22 milyar,”katanya.
Ketua bidang prestasi (Kabid) Binpres KONI Jabar Trio Arsefto dihubungi terpisah kepada Pj menyebutkan kalau dirinya selalu mendapat telpon dan WA dari pada pengurus cabang olahraga bahkan atlet langsung.
“Mereka semua hampir senada menanyakan kapan dimulainya pembinaan berkelanjutan dalam rangka persiapan PON Sumut-Aceh tahun 2024.
Saya hanya menjawab sesuai kenyataan dan kondisi keuangan KONI saja. Saya yakin jawaban yang saya sampaikan membuat mereka kecewa dan lalu mengeluh,”ucap Trio.
Kalau persiapan ke PON Papua, menurut Trio yang juga Ketua Pengprov Moderen Penthatlon Indonesia (MPI) Jawa Barat tidak ada masalah. Karena anggaran ada dan semua uang pembinaan diterima para atlet juga pelatih. Bagaimana ini pak Gubernur..?? Joel