PEMUDA memiliki karakter khas, selain aktif, dinamis, tentunya senang dengan perubahan. Termasuk generasi Z (gen Z) yang berusia antara 18-25 tahun.
Salah satu kelebihan saat ini, dimana teknologi terus mengalami perkembangan yang cukup pesat, membuat kehidupan lebih cepat dan mudah. Gen Z sendiri mahir dan piawai memanfaatkan semua kecanggihan teknologi ini, termasuk didalamnya saham dan trading.
Bahkan, dari total investor pasar modal 2021 lalu di Jabar mencapai 705.265 orang, 40 persennya dari kalangan gen Z.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tentu tidak ada yang salah dengan hal itu. Pemuda terjun ke dunia bisnis. Hanya saja, jika hal ini sampai menghilangkan fungsi sosial mereka, tentunya sangat disayangkan.
Dalam kehidupan kapitalistik saat ini, ukuran keberhasilan seringkali diukur berdasarkan standard materi. Pundi-pundi harta, hanya itulah yang dikejar.
Padahal, generasi Z sebagai bagian dari pemuda, memiliki potensi luar biasa. Merekalah sebagai penerus tonggak kepemimpinan selanjutnya. Maju mundur bangsa, tergantung kepada mereka.
Jika hal ini terjadi, yang diuntungkan adalah para kapital. Adapun gen Z tersibukkan dengan mengikuti perkembangan trading, dibandingkan memerhatikan kondisi masyarakat sekitar.
Sebagaimana disebutkan, potensi pemuda sangat besar, seharusnya dioptimalkan dan dipersiapkan sebagai agen perubahan.
Dipandang dari sudut pandang Islam, trading masih perlu didetili kehalalannya.
Majlis Ulama Indonesia memberi catatan terkait saham, agar tidak jatuh ke dalam judi dan penipuan. Selain keberadaan perusahaan harus memproduksi benda-benda halal, transaksi saham, pengelolaan perusahaan, cara penerbitan saham juga harus sesuai dengan syariah.
Dengan kata lain, akad yang diberlakukan harus sesuai syariah, agar tidak terjatuh ke dalam judi, riba, dan penipuan.
Di sisi lain, seorang muslim dalam memandang harta adalah sebagai cobaan, sebagaimana firmanNya:
‘Sesungguhnya harta dan anak-anak muda hanyalah cobaan bagimu.’ ( Q.S. Al-taghabun: 15)
Sehingga, seorang muslim akan menjadikan kehidupan dunia bukan sebagai tujuan. Namun akan menjadikannya sebagai jalan bagi kebahagiaan di akhirat kelak.
Hal ini didapatkan bukan dengan hanya melakukan ibadah mahdah semata seperti salat, itikaf, dan haji. Namun, memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi manusia.
Sebagaimana hadits Nabi SAW
‘Sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat bagi manusia’ (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni)
Menjalani fungsi sosial, adalah salah satu jalan menjadi manusia yang bermanfaat. Hadits berikut ini, menjadi tuntunan berharga agar menjadi manusia bermanfaat.
‘Barangsiapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat.
Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya.
‘Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu masjid (rumah Allah) untuk membaca al-Qur’an, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para malaikat, serta Allah akan menyebut-nyebut mereka pada malaikat-malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang ketinggalan amalnya, maka nasabnya tidak juga meninggikannya.’ (Hadits Riwayat Muslim, Shahîh Muslim) ***
foto ilustrasi pelatihanprofitinternasional.com