BANDUNG, PelitaJabar – Meski angka stunting di Jabar mengalami penurunan, namun Pemprov Jawa Barat akan memaksimalkan peran Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan aparatur desa untuk penanganan stunting.

“Nanti kita hitung biaya penanganannya selama setahun, stunting berapa sih setahun, kemudian lepra berapa dalam setahun, TBC berapa dalam setahuh dan itu akan kami biayai sampai selesai dan nanti yang jadi pemandunya adalah kader PKK,” jelas KDM, sapaan akrab Gubernur Jabar di hadapan ribuan kader PKK pada peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-53 yang dirangkai dengan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 tingkat Provinsi Jawa Barat di Sabuga Bandung, Selasa 18 November 2025.
Bahkan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi telah mengalokasikan anggaran untuk para kader PKK dan penanganan stunting juga akan melibatkan dana desa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Usai pembangunan infrastruktur desa diambil alih oleh Pemda Provinsi Jabar, pemerintah desa bisa lebih fokus pada penanganan masalah kesehatan warga, salah satunya stunting,” tegasnya.
KDM mengingatkan tugas PKK melakukan pembebasan terhadap problematika masyarakat.
“Mohon diingat, para kader PKK di Jabar agar melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya, karena saya menginginkan angka stunting pada 2029 nanti dibawah 14 Persen,” pungkasnya.

Sementara Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat Siska Gerfianti mengungkapkan, HKG menjadi momentum penting bagi segenap keluarga besar PKK untuk merefleksikan diri, menjalankan program-program PKK.
“Peringatan HKG ke-53 memberi makna bahwa karya bakti kita dalam mencapai tujuan gerakan PKK melalui pelaksanaan 10 program PKK memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyararakat,” ucap Siska.
Data terbaru menunjukkan, Jabar memiliki 1.354.415 kader, dengan rincian 831.799 kader umum dan 522.616 kader khusus. Jumlah ini belum termasuk 186.695 jumlah pengurus TP PKK kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan.
“Sejak kami dilantik pada 11 Maret lalu, kami para peggurus TP PKK provinsi dan kabupaten/kota maupun kecamatan dan desa/kelurahan terus menggulirkan kegiatan di tengah masyarakat. Kami mencatat di Jawa Barat jumlah kegiatan yang telah dilaksanakan sebanyak 91 kegiatan, baik kegiatan lapangan maupun webinar,” terangnya. ***









