BANDUNG, PelitaJabar – Kehadiran Grab di Kota Bandung, telah menyumbang nilai perekonomian hingga Rp 10,1 triliun melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapat para mitra GrabCar, GrabBike, mitra merchant GrabFood, dan agen GrabKios.
Secara luas, kehadiran Grab di Indonesia dan Asia Tenggara telah memberi kontribusi ekonomi dan sosial.
Di Indonesia, kontribusi ekonomi Grab mencapai Rp 48,9 triliun melalui pendapat para mitranya. Angka ini merupakan bagian dari kontribusi Grab di Asia Tenggara sebesar Rp 81,5 triliun.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah mengaku kaget, hasil penelitan dampak dari ekonomi digital Grab sangat fantastis.
Dari nilai 10,1 triliun, paling besar disumbangkan Grab Bike sebesar Rp 4,59 triliun dan Grab Food Rp 3,76 triliun.
“Nilai Rp 10,1 triliun ini jangan sampai tidak masuk ke produk domestik regional bruto (PDRB) Kota Bandung. Untuk itu di tahun 2019 ini kami akan melakukan langkah untuk menyelidiki kemana aliran dana tersebut,” jelas Elly disela Diskusi Publik Grab Bersama Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics serta Peluncuran Grab’s Social Impact Report 2019, di Courtyard by Marriot Kamis (24/10).
Elly melanjutkan, pihaknya ingin berdiskusi lebih lanjut dengan BPS sejauh mana nilai ini masuk ke PDRB.
Grab saat ini sedang menyiapkan pekerja menyongsong masa depan bagi generasi muda yang mau berkiprah bekerja di teknologi masa depan.
Menanggapi hal itu, Disdagin telah melakukan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku usaha kuliner, fesyen, dan kraft untuk masuk ke perdagangan online.
“Memang belum diterapkan kepada seluruh UKM karena perlu kesabaran untuk bisa masuk ke beberapa market place,” tandasnya.
Sementara Head of Pubic Affairs Grab Indonesia, Tri Sukma Anreianno, mengungkapkan, Grab terus empowering mikro ekonomi dan usaha kecil agar dapat meningkatkan keterampilan dan layanan pemberdayaan.
Dikatakan, jika kurang lebih 111.000 UKM skala kecil namun ekonominya kuat bisa mendukung ekonomi yang besar.
“Walaupun UMKM nya kecil, namun jumlahnya cukup banyak dan pembelinya cukup kuat bisa mendukung ekonomi besar,” pungkas Tri. Mal