BANDUNG, PelitaJabar – Siapa yang tak kenal sosok pesilat satu ini. Bukan saja karena mempersembahkan medali emas di Asian Games 2018 di Palembang, final mengalahkan pesilat Vietnam Thai Linh Nguyen, namun lebih dari itu.
Akibat ulahnya yang merangkul dua tokoh bangsa Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto inilah yang membuat seisi Padepokan Pencaksilat Taman Mini indonesia Indah (TMII) heboh dan bergemuruh. Bahkan dimana-mana tingkah polah anak kedua dari Dani “Abah” Wisnu (alm) dan Dewiyanti Kosasih itu, viral di media sosial.
Lupakan kisah heboh dan spektakuler itu. Kini Hanifan Yudani Kusumah adalah Pesilat terbaik dan juga salah satu andalan Jawa Barat di PON XX Papua.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Hanifan bercerita, bagaimana mulanya tertarik pencaksilat. Bukan karena kedua orangtuanya adalah mantan pesilat Nasional. Malah kedua orang tuanya, tak pernah memaksakan harus belajar silat, apalagi untuk jadi atlet.
Hanya saja karena tiap hari disuguhi warna dan nafas silat di tempat tinggalnya, terlebih disana terdapat padepokan silat, akhirnya Hanifan tergoda juga.
“Sejak tahun 2004 selalu di perlihatkan terus oleh alm bapak bersama ibu sehingga tertarik dan akhirnya menekuni juga,”ungkap Hanifan mengenang ketertarikannya pada silat kepada PJ Kamis (19/08/2021).
Di PON Papua, dia turun di kelas D putra 60-65kg.
“Doakan Insya Allah juara. Medali emas di PON udah di niatkan hadiah untuk almarhum Bapak. Alamrhum mengingatkan, jangan lupa bayarkan infak 2,5 % jika dapat bonus,” ucapnya menginat pesan alm Abah Dani Wisnu.
Kalau masih ada sisa bonus, dia akan memanfaatkannya untuk membangun kehidupan yang sudah di rencanakan bersama istri tercintanya Pipit Kamelia yang juga juara Asian Games milik Provinsi DKI Jakarta ini.
PON Papua sudah di depan mata dan tinggal hitungan hari. Bagi Hanifan, tidak ada waktu untuk berleha leha. Tekadnya hanya satu, Jabar Juara, Jabar Juara Kudu Meunang sebagai kekuatan dan motivasi diri.
“Latihan harus extra disiplin juga pola konsumsi makanan bergizi, menjalani program latihan harus baik dan konsisten,” tegas pria yang suka bermain bola dan badminton ini.
Karena dukungaan kedua orang tuanya itu, Hanifan pun bertekad ingin melebihi prestasi yang sudah ditorehkan orang tuanya Dani Wisnu.
“Alhamdulillah kedua orang tua amat mendukung lahir batin. Jadi termotivasi untuk melebihi prestasi alm bapak serta memotivasi diri juga untuk memberikan yang terbaik buat Jawa Barat di PON Papua,” tekad Hanifan.
Persiapan PON di Papua, disebutkan Hanifan 3 kali lebih sulit dan sangat berat dibandingkan PON sebelumnya.
“Luar biasa. Saya harus mampu melawan diri dan memotivasi diri. Ada yang lebih termotivasi, saya berjuang bersama istri meski berbeda provinsi. Istri di DKI Jakarta, teman hidup yang luar biasa. Disamping dorongan yang lebih dahsyat utamanya ibu,” kata Hanifan.
Kendati dari kesiapan PON kali ini sangat berat namun semua jajaran pengurus IPSI termasuk pelatih di lapangan sangat membantu kesiapan para atlet.
“Ketua IPSI serta jajaran pelatih di lapangan amat mendukung. Bahkan pelatih rela mengeluarkan uang untuk keperluan atletnya. Kami juga dilatih bersikap tidak cengeng dan semua harus mandiri, kesatria dan tidak tergantung dalam berbagai hal,” sebutnya.
Menurutnya, ada sosok menarik dan patut diacungkan jempol dalam persiapan PON XX 2021.
“Siapa lagi kalau bukan Ketua Umum KONI Jawa Barat Pak Ahmad Saefudin. Menuju PON ini, Beliau sangat membantu dan memperhatikan para atlet, termasuk fasilitas selama Pelatda PON,” pungkasnya. Joel