PROYEK IKN yang dipaksakan dan tergesa-gesa, bukan saja mangkrak, namun dipastikan gagal. Undang-undang dibuat sebagai bentuk kongkalikong Presiden dengan DPR.
Bukti DPR berada dibawah ketiak Presiden. Tidak berfikir panjang, pemindahan IKN dengan pola membangun dari nol dan berjarak jauh bukan hal yang mudah. Terlebih saat kas negara lagi cekak.
Biaya IKN yang mnelan Rp 466 trilyun, konon katanya tidak mengandalkan APBN. Tapi faktanya, tahap pembangunan hingga 2024 saja 75,4 trilyun, APBN terkuras.
Sementara investor yang ditunggu tidak kelihatan batang hidungnya.
Sebenarnya Pak Jokowi ngerti enggak, investor itu akan datang jika infrastruktur sudah beres.
Hanya Presiden bodoh yang minta investor ikut membangun infrastruktur. Itu kewajiban Pemerintah. Lalu duitnya dari mana ? Kagak punya.
Mungkin harus utang lagi, akan tetapi siapa yang percaya bahwa Indonesia mampu mengembalikan utang yang terus menumpuk ? Apalagi mereka pun pasti tahu, Presiden yang ini spesialis urusan bohong.
Hanya Luhut dan Jokowi yang pura-pura yakin IKN pasti terbangun, selainnya skeptis. Soal uang, masalah tanah serta migrasi birokrasi menjadi kendala utama bagi kelancaran dan keberhasilan. Semuanya gelap.
Dana kas menipis, investasi tak ada, tanah sengketa, kelompok adat berontak, pejabat enggan pindah. IKN Penajam adalah impian anak kecil yang bernama Jokowi.
Upacara 17 Agustus 2024 akan dilakukan di IKN. Dipaksakan dan menjadi seremonial artifisial. Bakal seperti upacara karnaval anak-anak dengan pakaian adat warna-warni.
Dunia menonton kebodohan para pemimpin bangsa Indonesia yang sedang mengkhayal dan berada di Dunia Fantasi. Para pejabat diangkut untuk piknik ke IKN palsu. Memboroskan uang negara. Sungguh kasihan Indonesia.
Pindah IKN bukan kemauan rakyat tetapi kemauan Jokowi dengan memobilisasi pejabat dan memperalat wakil rakyat. IKN merupakan Dunia Fantasi Jokowi dengan Istana Boneka yang didahulukan untuk dibangun. Berujung di “escape room” Rumah Riana yang membuat Jokowi linglung tidak tahu jalan keluar. IKN menjadi ruang mistis mainan dukun-dukun.
Prosentase mangkrak bahkan gagal sudah tinggi, karenanya cepat ambil keputusan sebelum terlambat, batalkan IKN yang tidak bermanfaaat bagi rakyat dan memang hanya untuk memenuhi nafsu Luhut dan Jokowi. Mundur atau dimundurkan Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN adalah lampu kuning atas ketidakbecusan Presiden dan ketidaklogisan “kejar tayang” kepindahan Ibu Kota Negara ke tempat yang menurut Eddy Mulyadi “Jin Buang Anak”.
Sebentar lagi mungkin ada wahana baru di Dunia Fantasi “Jin Buang Anak” untuk alur cerita awal dari kenyamanan “Istana Boneka” ke ruang mistis mencari jalan keluar “Rumah Riana” IKN. Ibu Kota Nestapa.
Bagusnya patung Jokowi dan Iriana ada disana. ***