JAKARTA, PelitaJabar – Kepala Pusat Pengkajian Strategis Penelitian dan Pengembangan Tentara Nasional Indonesia (Kapusjianstralitbang TNI) Brigjen TNI Jhonny Djamaris, mengungkapkan, teknologi kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) secara mendasar, mengubah karakter dan perilaku keamanan regional, khususnya cara negara memandang peperangan dan membangun pertahanan.
‘Big data, Machine Learning (ML) dan tekonologi berbasis algoritma otomatis semakin menandai setiap aspek dalam operasi militer dan aplikasi-aplikasi untuk keamanan nasional,’ paparnya di Workshop Network of ASEAN Defence and Security Institutions (NADI) melalui video teleconference di Auditorium Pusjianstra TNI, Jalan Kebon Sirih No. 42, Jakarta Pusat, Rabu (29/9/2021).
Dikatakan, AI yang tersedia saat ini dan dalam waktu dekat, masih perlu dikembangkan di segala aspek seperti hukum, politik, sosial-budaya, dan khususnya pertahanan dan keamanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
‘AI diharapkan juga dapat menjadi alat pemecahan masalah dan pelaksanaan tugas yang spesifik,’ tegasnya.
Lebih lanjut, Kapusjianstralitbang TNI membahas kerja sama pertahanan ASEAN dalam mengantisipasi perkembangan kecerdasan artifisial (AI).
‘Sejauh mana kapasitas adopsi teknologi AI di bidang pertahanan dari negara anggota ASEAN saat ini dan strategi yang dapat merangkul upaya bersama dalam memperkuat pertahanan terhadap ancaman yang mungkin muncul dari perkembangan AI,’ pungkasnya.
Kegiatan dilaksanakan selama dua hari (29-30 September 2021), diikuti perwakilan Angkatan Bersenjata/Departemen Pertahanan negara-negara ASEAN, delegasi Indonesia diwakili oleh Pusjianstralitbang TNI dan Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan). ***
