BANDUNG, PelitaJabar – Badan Kesehatan Dunia atau WHO memperingatkan negara negara dunia, pandemi diprediksi akan berjalan lama. Karena itu, pemerintah sejak 31 Agustus 2021 lalu telah melakukan vaksinasi 100 juta dosis vaksin covid 19.
Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, Plt Ditjen. P2P Kemenkes RI mengungkapkan, kasus Covid-19 di Indonesia sudah menurun, menjadi 6,7 persen, mendekati dibawah standar WHO.
“Angka kematian juga menurun, yakni dibawah 500 per hari. Indikator ini, tingkat kepedulian masyarakat cukup tinggi. Sementara indikator utama adalah negara mampu menekan mobilitas penduduk,” papar Maxi dalam Dialog Produktif Semangat Selasa, Kesiapan Hidup Berdampingan yang digelar Kominfo dan KPCPEN Live Streaming Youtube KominfoTV dan Youtube FMB91D Selasa (7/09/2021).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia mencontohkan negara Malaysia, Phipina dan Vietnam. Malayasia mampu menurunkan mobilitas 40-50 persen, namun kasusnya tetap tinggi. Philipina 25-30 persen, kasusnya juga tetap meningkat. Sementara Vietnam 60 persen, hasilnya juga masih tinggi.
“Kita bagus, karena bisa menurunkan transmisi penularan, mobilitas berhasil melalui PPKM. Tapi harus diakui, beberapa waktu lalu saya Lewat Cianjur, Sukabumi, sekarang ini merasa sudah turun, masyarakat banyak melanggar prokes. Jadi kasus ini sangat berbanding lurus dalam mematuhi prokes. Karena merubah prilaku tidak gampang, jadi harus kita waspadai, jangan sampai keblablasan,” tegasnya.
Disinggung Heard Immunity, akan tercapai jika 208 juta tervaksinasi. program vaksinasi bisa dikatakan cepat, karena ketersediaan vaksin nasional sudah dimulai sejak Jan-maret 2021.
“Karena sasaran kita adalah 21 juta lebih, pada tahap dua sampai 500 ribu vaksin. Tahap sekarang, diatas 50-60 juta, jadi kecepatan harian harus kita tambah lagi, pada Agustus lalu tercapai target 1-1,5 juta per hari, pada September ini harus 2,3-2,5 juta vaksin per hari,” tambah Maxi.
Senada, Prof. Soejatmiko Anggota Komite Penasehat ITAGI, mengatakan, vaksin bukan satu satunya perlindungan utama, karena yang paling utama adalah virus jangan sampai masuk mulut dan hidung. Virus akan adaterus, siapa yang lengah dia akan kena, jika ditularin sedikit, mutasi akan terjadi.
“Karena itu, jangan berkerumun, cuci tangan, dan pakai masker, itu yang paling utama. Kedua, walau sdh di vaksin, itu kan hanya perlindungan 65 persen, kalau hanya sekali vaksin perlindungan cuma 15 persen, jadi minimal 2 kali vaksin. vaksin justru benteng kedua, yang utama jaga prokes,” tuturnya.
Sedangkan dr. Nadia Alaydrus, Infulenzer yag memiliki viewer jutaan, menjelaskan, mencegah diri sendiri dengan mematuhi prokes, lebih utama.
“Memang anak anak muda juga merasa jenuh, ingin makan di cafe, atau main, namun ada waktunya, harus sabar dulu. Kalau ada teman teman yang mau makan di luar, boleh, namun harus diperhatikan jarak, paling lama 30 menit, dan jangan sampai menimbulkan kerumunan,” pungkasnya seraya mengatakan yang paling berat adalah melawan hoax tentang vaksin. ***