BANDUNG, PelitaJabar – Sempat bergonta-ganti cabang olahraga hingga akhirnya gulat lah dihati cewek manis bernama lengkap Kharisma Tantri Herlina ini berlabuh.
“Saya pernah coba privat renang tiga bulan. Lalu pindah ke senam lantai dan atletik. Tapi, tetap saja tidak menemukan “rasa”. Hingga akhirnya gulat menjadi pilihan. Hati tidak dapat dibohongin kalau gulat adalah cinta pertama saya untuk menggeluti olahraga prestasi,”kata Kharisma penyuka drama korea ini Kepada PJ Senin (23/8/2021).
Anak pertama pasangan Santi Herlina dan Ade Sutarna ini mengisahkan, sejak Sekolah Dasar (SD) kelas 4 sudah dikenalkan oleh guru SD nya olahraga gulat, dan berlanjut sampai sekarang. Asiknya lagi sekolah dari SD hingga Perguruan Tinggi gratis.
“Saya bersyukur, semua karena gulat. Mulai SD SPP gratis hingga Perguruan Tinggi saya dapat bea siswa,” kata wanita kelahiran 4 Desember 1996 lalu ini.
Setelah cukup lama, tahun 2008 Kharisma baru mengikuti pertandingan gulat pertamanya yaitu Gubernur Cup.
“Pengalaman pertama. Alhamdullilah juara 1. Dari situ saya lebih mendalami gulat. Dari mulai latihan di Club maupun Extrakulikuler di Sekolah, saya ikuti dengan tekun,” tambahnya.
Gulat yang penuh dengan tehnik bantingan dan kuncian ini sempat membuat ayah Kharisma kuatir. Bahkan sempat meminta dirinya untuk mengganti olahraga.
“Ayah saya orangnya gak tegaan. Apalagi saya pernah cidera hingga minta saya ganti olahraga. Kalau ibu mah mendukung banget dan selalu mendampingi kalau latihan. Tapi sekarang ayah sudah mendukung full,” kenangnya.
Perjalanan panjang Kharisma hingga akhirnya mengantarnya saat ini masuk dalam Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) sebagai persiapan menuju PON XX di Papua.
“Saya main di kelas 62 Kg Gaya Bebas Putri. Target saya medali emas Insya Allah mohon doa semua masyarakat Jawa Barat,” harapnya.
Menggapai medali emas di tanah Papua diakui Kharisma memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua butuh proses dan kerja keras. Olehkarenanya Kharisma tidak hanya “melahap” semua program latihan yang diberikan pelatih. Tapi jika ada waktu luang Kharisma tak sedikit pun membiarkannya sia-sia.
“Obsesi saya terlalu besar untuk mendapatkan medali emas di Papua. Jadi mungkin berlatih keras seperti ini, mudah-mudahan saja keinginan bisa terwujud. Jika mendapat bonus dari medali emas, saya ingin bangun rumah untuk saya dan keluarga.
Terkait persiapan PON, Kharisma merasa ada yang kurang akibat yg pandemi Covid-19 ini.
“Gak ada try-out. Jadi memang ada pengaruhnya. Tapi saya mencoba memaksimalkan semua yang ada. Mulai program dari pelatih dan persiapan individu. Insya Allah saya siap 100 persen menghadapi PON kali ini,” kata Kharisma yang bercita-cita ingin memiliki prestasi dunia di olahraga gulat ini.
Tak hanya dukungan orangtua dan pelatih, dia juga mendapat dukungan dari Ketua Umum Pengprov PGSI Jabar.
“Saya bersyukur dapat pimpinan gulat seperti Pak Alfan Sulaeman. Pak Alfan selalu memperhatikan kesehatan dan keperluan latihan saya dan teman-teman atlet lain di satu tim. Termasuk asupan nutrisi serta vitamin,” tutur Kharisma yang punya pengalaman pahit di marahi dan menangis oleh pelatih Korea saat berlatih di Daegu Korea.
Sementara, Pelatih Bambang Ernawan mengungkapkan, Kharisma merupakan atlet yang tekun dan disiplin. Tekadnya keras untuk PON Papua ini.
“Secara tehnik, fisik dan stamina Kharisma udah siap. Mudah-mudahan apa yang menjadi targetnya dapat tercapai,” pungkasnya. Joel
Data Prestasi
– 2019:
Pra-PON Jakarta, Juara 1 kelas 62Kg
– 2018:
-Kejurnas Senior U-23, Juara 2 kelas 72Kg
-Kejurnas Mahasiswa, Juara 1 kelas 76Kg
-PORDA JABAR, Juara 1 kelas 68Kg
-2017:
-Indonesia Senior Wrestling Championship, Juara 2 kelas 76Kg
-Kejurnas Yongmodo, Juara 3 Kelas -65Kg
-2016:
-PON JABAR, Juara 2 kelas 69Kg
2015
-Indonesia Open, Juara 1 kelas 72Kg
-Kejurnas Junior, Juara 2 kelas 69Kg
2014:
-Kejurnas Senior, Juara 1 Kel