Sektetaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna menyampaikan, melalui kerja sama Global Future Cities, Pemkot Bandung akan memperbaiki armada dan kultur transportasi.
“Program ini akan kita jalankan di tahun 2023. Anggaran Rp49 miliar sudah dipersiapkan untuk program ini. Salah satu bukti Pemkot Bandung secara maksimal bisa bekerja sama dengan pihak Inggris untuk memperbaiki armada dan kultur transportasi di Kota Bandung,” ungkap Ema Rabu 27 Juni 2022.
Lalu, pada program Smart City, Ema memaparkan, Kota Bandung telah memiliki Bandung Command Center (BCC).
“Kami butuh masukan untuk bisa mengakselerasi target Kota Bandung menuju smart city dalam pelayanan publiknya,” ucapnya.
Tak hanya itu, Pemkot Bandung juga akan menjajaki kerja sama dalam bidang energi terbarukan. Dalam sehari Kota Bandung menghasilkan 1.500 ton sampah. Namun, sampai saat ini baru 1.200 ton sampah yang bisa diolah.
“Sisa 300 ton lagi kita pakai sistem 3R (Reuse Reduce Recycle). Tapi, kami rasakan ini belum optimal. Mungkin dari pihak Dubes Inggris bisa memberikan masukan,” ujarnya.
Head of Second Cities, Network and Strategy, British Embassy Jakarta, Samuel Hayes mengatakan, sistem smart city Kota Bandung termasuk salah satu terbaik yang ada di Indonesia.
“Smart city Kota Bandung seperti BCC merupakan satu yang terbaik di Indonesia. Di Inggris, kami memiliki Kota Bristol yang juga punya kemiripan program smart city seperti Bandung. Jika ingin melalukan benchmark, bisa ke sana,” ujar Sam.
Selain itu, sistem pengolahan sampah menjadi energi terbarukan yang dilakukan di Inggris, bisa diikuti oleh Pemkot Bandung dalam menangani persoalan sampah.
Sam menjelaskan, di Inggris, sampah organik diolah dengan sistem pengomposan atau penguraian anaerobic (Anaerobic Digestion/AD)
.”Keunggulan utama dari teknologi ini adalah produksi biometana. Ini bisa digunakan untuk menghasilkan listrik. Sangat bermanfaat terutama di lokasi-lokasi terpencil,” pungkasnya. ***