BANDUNG, PelitaJabar – Telkomsel kini menghadirkan program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) yang bertajuk “Telkomsel Jaga Bumi”.
Telkomsel Jaga Bumi merupakan salah satu program inisiatif CSR untuk membuka peluang bagi seluruh masyarakat Indonesia agar dapat terlibat langsung dalam menjaga kelestarian dan masa depan bumi melalui upaya kolaboratif, sekaligus mendukung program pembangunan berkelanjutan pemerintah Indonesia.
Inisiatif tersebut juga menjadi langkah konkrit Telkomsel sebagai pelaku industri yang menerapkan prinsip berkelanjutan yang mengacu pada prinsip environment, social and governance (ESG) pada setiap proses bisnis perusahaan.
Sebagai langkah awal, Telkomsel berfokus pada isu pengelolaan waste management dengan menjalin kolaborasi bersama platform PlusTik untuk mendaur ulang hasil limbah kartu perdana yang berbahan material plastik seperti kemasan kartu perdana dan cangkang simcard menjadi new non single use product, diantaranya smartphone holder dan pavement blocks.
Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki Hamsat Bramono menjelaskan, salah satunya yang menjadi perhatian Telkomsel adalah permasalahan atas dampak pengelolaan sampah plastik. Dimana berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa pada tahun 2021 total sampah plastik Indonesia mencapai 11,6 juta ton, atau sampah plastik menyumbang sebesar 17 persen dari total sampah nasional yang mencapai 68,5 juta ton.
‘Melalui aksi kolaboratif bersama PlusTik, Telkomsel mengambil langkah terdepan untuk menghadirkan solusi atas persoalan limbah plastik di Indonesia. Upaya ini sekaligus menjadi langkah Telkomsel dalam membantu pemerintah, sekaligus dukungan terhadap pembangunan berkelanjutan yang menjadi salah satu pembahasan utama pada forum G20.” paparnya dalam siaran pers yang diterima Sabtu 29 Oktober 2022.
Senada, Founder dan CEO PlusTik Reza Hasfinandan, mengungkapkan, kami sangat senang sekali ketika Telkomsel mengajak PlusTik berkolaborasi untuk mengurus sampah plastik, terutama sampah bermateri plastik dari produk Telkomsel sendiri yaitu limbah hasil kemasan dan cangkang kartu perdananya.
‘Sementara yang lain sibuk menyelesaikan masalah botol plastik, kolaborasi ini menunjukkan bahwa Telkomsel benar-benar peduli dan bertanggung jawab terhadap sampah plastik yang mereka hasilkan,’ ucapnya.
Smartphone holder hasil daur ulang akan didistribusikan kembali ke outlet-outlet reseller dan dapat digunakan untuk smartphone yang mereka display.
Kemudian untuk produk pavement blocks yang dihasilkan akan digunakan oleh Telkomsel sebagai bahan material untuk kebutuhan renovasi maupun pembangunan fasilitas gedung baru di masa mendatang.
Dengan langkah tersebut, Telkomsel mengaplikasikan konsep circular economy dalam program waste management tersebut, dengan menggunakan sumber daya, bahan baku maupun produk yang bisa dipakai ulang selama mungkin, dan menghasilkan sampah atau limbah seminimal mungkin.
PlusTik kini beroperasi di TPA Galuga Bogor dan mengambil sampah plastik rendah nilai hingga 5 ton perharinya. ***