BANDUNG, PelitaJabar – Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengungkapkan, sejumlah indikasi positif kemajuan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Banten Tbk tersebut.
Mulai dari laba bersih dan kredit yang meningkat hingga terus ditekannya non performance loan (NPL) bank bjb.
‘Sampai 31 Oktober 2021, laba bersih bank bjb naik 24,8 persen (yoy) menjadi Rp1,6 triliun,’ katanya di even Investor Gathering secara hybrid Selasa 1 Maret 2022.
Pertumbuhan kredit bank bjb, hingga Oktober juga menunjukkan kemajuan berarti.
Total kredit tumbuh 5,9 persen menjadi Rp94,9 triliun, ditopang kenaikan kredit konsumer sebesar 2,6 persen menjadi Rp61,1 triliun.
Total aset pun terus menjulang.
Kini, bank bjb, entitas berkode saham BJBR di Bursa Efek Indonesia itu memiliki aset Rp161,8 triliun.
‘Tumbuh 3,6 persen year on year,’ sebutnya.
Tak hanya itu, bank bjb juga berhasil menekan tingkat kredit bermasalah atau non performing loan hingga sekitar 1,3 persen.
‘Minggu depan, kita akan gelar analys meeting. Insya Allah, performa akan lebih baik di akhir 2021,’ paparnya.
Karena itulah, dengan kinerja keuangan dan rencana strategis yang dimiliki, pihaknya yakin right issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) akan diminati kalangan investor.
‘Saya ajak investor dan pemegang saham untuk tak pernah ragu mengambil HMETD. Kami mengajak yang belum, segera memiliki saham BJBR,’ ujarnya.
Direktur Technology, Treasury & International Banking bank bjb Rio Lanasier mengatakan, pembangunan ekosistem digital itu merupakan komitmen yang segera terwujud.
Untuk itu, bank bjb bekerja sama dengan Amazon Web Service (AWS) dan PT DCI Indonesia Tbk (DCI) guna mendukung information technology (IT) digital enablement.
Tak hanya itu, bank bjb pun meraih sertifikasi Sistem Manajemen Layanan Teknologi Informasi (ISO 20000) dan Sistem Manajemen Keamanan Informasi (ISO 27001).
‘Untuk capex super apps ini nilainya sebesar Rp500 miliar yang digelontorkan secara berkesinambungan. Multiyears karena digitalisasi tak mungkin satu tahun satu titik. Targetnya, kita perkuat ekosistem, terutama ASN dan milenial digicash,’ katanya.
Dia memastikan, bank bjb pun akan meningkatkan kapasitas hardware hingga 15 juta pengguna. Hal itu dilakukan berdasarkan pertumbuhan yang relatif cepat untuk pengguna layanan digital tersebut.
Sedangkan, Direktur Keuangan bank bjb Nia Kania menyebutkan performa keuangan hingga saat ini menunjukkan pertumbuhan positif. Sektor kredit pun diharapkan dapat tumbuh 9-10 persen tahun ini dengan npl yang terjaga di level 1.3-1.6 persen.
‘Bahkan, hingga 28 Februari 2022, revenue kita tumbuh signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu. Pertumbuhannya naik double digit, lebih dari 20 persen (yoy),’ ujarnya.
Sementara itu, persiapan menjadi bank hybrid itu pun ditegaskan Direktur Operasional bank bjb Tedi Setiawan. Proses pengembangan super apps bjb DIGI itu diakuinya beriringan dengan pembangunan human capital.
Dia menyebutkan, insan bank bjb kini didominasi kaum milenial. Pasalnya, 85-90 persen karyawan itu tergolong milenial yang relatif lebih ramah terhadap digitalisasi.
‘Sekarang, layanan bank bjb 70:30 didominasi offline. Ke depan, bukan mustahil porsi itu akan terbalik dengan dominasi online. Untuk itu super apps hadir,’ pungkasnya. ***