BANDUNG, PelitaJabar – Lebih dari 200 UMKM di Kecamatan Rancasari, Kota Bandung tumbuh bersama meningkatkan kapasitas mereka di bidang marketing. Mulai dari yang baru merintis, sampai usaha yang sudah berkembang kumpul bersama di Coworking Space (CWS) Rancasari.
Ketua UMKM Rancasari Madani, Erna Herawati menyampaikan, rata-rata omzet para pelaku UMKM di sini mencapai Rp5 – Rp50 juta. Ragam produknya mulai dari kuliner, kriya, sampai fesyen.
“Ada produk singkong yang diolah jadi beragam produk, lalu ada cuanki juga. Ini makanan favorit bapak wali kota. Kami juga jual tas handmade, dan ada kebaya benang cabut berwarna,” papar Erna pada acara Bandung Menjawab, Rabu, 20 Juli 2022.
Menurut Erma, berkembangnya UMKM di Rancasari tak lepas dari pentingnya peran CWS yang tersedia di lingkungan tersebut.
Sebagai CWS pertama di Kota Bandung, ia berharap bisa menjadi percontohan bagi wilayah lain untuk memanfaatkan fasilitas publik yang ada guna mengembangkan potensi masyarakat di sana.
“Kita ada tiga divisi, yakni wirausaha baru fungsinya untuk orang-orang yang belum punya legalitas, tapi ingin mulai usaha. Kedua, ada divisi CWS untuk membantu pelatihan dan pendampingan UMKM yang sudah memiliki legalitas,” jelasnya.
Ketiga, ada divisi center khusus untuk memfasilitasi UMKM yang sudah naik kelas. Ini yang akan kita pamerkan produk-produknya,” imbuhnya.
Ketua CWS Rancasari, Lusi menuturkan, salah satu pendampingan yang dilakukan adalah membantu para pelaku UMKM memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) untuk menuju jalan yang lebih luas lagi dalam mereka membuka usahanya,” ungkap Lusi.
Salah satu output dari pelatihan yang telah dilakukan adalah terbentuknya e-katalog khusus UMKM Rancasari.
‘Jadi kalau ada yang mau belanja bisa langsung lihat di e-katalog ini. Untuk yang ingin studi banding melihat proses pembinaan UMKM di Rancasari, bisa datang ke sini. Kami sangat senang jika ada yang ingin saling belajar,’ pungkasnya. ***