BANDUNG, PelitaJabar – Meski Totally Blind (buta total) dan memiliki Gangguan Spektrum Autisme (GSA), bukan halangan bagi Dwi WNS untuk berkarya.
Gadis periang ini tentunya dapat menjadi sosok inspiratif bagi dunia disabilitas. Bagaimana tidak, dengan segala kekukrangannya, Dwi membuktikan karyanya melalui lagu perdana berjudul “Akulah yang Terbaik”.
Berada dibawah label Ladofa Doredo, Akulah yang Terbaik kini hadir di berbagai platform musik digital.
Lagu tersebut menceritakan kisah hidupnya sendiri, dimana sebagai manusia harus memiliki rasa syukur yang besar kepada sang [pencipta.
Hebatnya lagi, lagu tersebut ditulis oleh dirinya sendiri.
“Pesan pada lagu itu adalah rasa syukur saya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dimana saya diciptakan seindah rupa sekaligus sempurna. Menurut saya, masih banyak yang lebih kesulitan dari saya. Semoga kita selalu menjadi orang yang selalu bersyukur,” kata Dwi Kamis (25/01/2024).
WNS merupakan kepanjangan Wahyuni Nur Syakinah, anak pasangan Selamet Widi Hartanto (Bengkulu Utara) dan Rochayati (Desa Manjunto Bengkulu), saat ini tinggal di Kota Padang untuk melanjutkan Pendidikan Luar Biasa – Universitas Negeri Padang.
Dwi melanjutkan, tak mudah menjadi tuna ganda, terlebih ikut dunia perkuliahan. Dia merasa paling beda dari teman-teman difabel maupun non difabel lainnya. Dwi dulunya tidak buta, namun saat kelas 3 SMP, dia mendapat musibah hingga merenggut penglihatannya.
“Dulunya saya non verbal, dan saya dianggap nakal dan cari perhatian. Meski begitu, alhamdulilah selalu mendapat juara dari SD hingga SMK. Teman-teman saya yang typical berperan penting dalam tiap tahapan perkembangan saya. Sungguh panjang kisah hidup saya sehingga tidak dapat saya tulis satu per satu,” beber Dwi.
Dwi juga berkeinginan membantu kedua orang tuanya untuk membayar biaya kuliahnya sendiri, sekaligus menambah uang sakunya.
“Tanpa dukungan mereka saya tak bisa seperti ini. Teman saya Irma juga sangat berperan dalam perkembangan diri saya sehingga seperti sekarang. Impian saya adalah agar saya mendapat dukungan untuk karya saya selanjutnya, dan dapat membantu saya dalam memudahkan kuliah saya. Mengingat, saya ingin lanjut kuliah S2 pada bidang kesenian pendidikan musik, untuk mengangkat derajat orang-orang yang telah mendukung saya,” kata Dwi.
Dwi WNS berpesan kepada para pendengar lagunya, jangan pernah remehkan orang yang terlihat tak berdaya atau lemah. Selalu lah bersyukur dan bersabar.
“Selama ini buta total maupun autisme hanya terkenal dengan gangguan berat dan tak mampu apa-apa. Stigma ini saya harap tidak ada lagi, karena bagi saya setiap makhluk ada potensinya. Mana mungkin Allah SWT menciptakan manusia tanpa potensi,” pungkasnya. M. Fadli