BANDUNG, PelitaJabar – Mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak dalam satu waktu alias mukbang kini sudah menjadi gaya hidup tersendiri.
Aktivitas tersebut kali pertama populer di Korea Selatan, dimana orang-orang memfilmkan atau menyiarkan diri mereka sendiri memakan makananan dalam jumlah besar.
Akhir-Akhir ini, mukbang juga banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bagi orang-orang yang gemar makan, konten mukbang ini sangat menarik. Sebagian orang bahkan mengaku merasa lapar setelah menonton mukbang.
Istilah mukbang yang diambil dari bahasa Korea, yaitu meok-da (makan) dan bang-song (siaran) ini, ternyata sudah masuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Mukbang dalam KBBI ditulis mok.bang n Kor siaran langsung atau video yang mempertontonkan orang memakan banyak makanan untuk hiburan, biasanya disiarkan secara daring.
Meski terlihat berlebihan, namun siaran mokbang ini juga memberikan beberapa manfaat. Di antaranya, dianggap mampu mencegah depresi. Karena, orang yang menonton acara mokbang akan merasa memiliki teman makan sehingga tak lagi kesepian.
Selain itu, mampu meningkatkan nafsu makan. Bagi orang-orang yang kehilangan nafsu makan, mokbang bisa dijadikan alternatif mengembalikan nafsu makan.
Tetapi, dibalik beberapa manfaat tersebut, ada pula bahaya yang mengintai pada aktivitas mokbang ini, yaitu obesitas. Jika tidak diimbangi dengan olahraga, mokbang bisa menyebabkan obesitas.
Oleh karena itu, mari makan secukupnya dan hentikan saat tubuh kita sudah memberikan sinyal kenyang. Jangan lupa pula olahraga. Mengutip kalimat Pak Bondan Winarno, “Tetap sehat, tetap semangat supaya kita tetap bisa makan-makan.” Maknyus!***