BANDUNG, PelitaJabar – Apapun alasannya, juara bersama dalam sebuah event olahraga dimanapun sebenarnya tidak boleh ada. Kalaupun ada, berarti ada yang salah dengan dunia olahraga.
Demikian Wakil Sekretaris II KONI Kota Bandung Dr. Mulyana. MPd, menanggapi terjadinya fenomena juara bersama di arena Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XIV Jabar belum lama ini.
‘Juara bersama dalam sebuah event juga menciderai sportifitas olahraga. Tak ada lagi sebuah kebanggan bago peserta yang bertanding,’ kata Mulyana kepada PJ Jumat 4 November 2022.
Bahkan, mantan pesilat Nasional ini menambhakan, semangat Olimpiade pun ternodai seperti yang disebut Citius, Altius, Fortius.
‘Itu kan jelas sekali artinya semangat Olimpiade itu,’ ucap Mulyana.
Dia mengatakan, tak tahu persis bagaimana sebuah pengurus cabang olahraga (Cabor) bisa begitu mudah memutuskan juara bersama dalam sebuah pertandingan.
Dan ini terjadi pada emas pertama di cabor renang Open Water Swimming (OWS) belum lama ini.
Diputuskan.juara bersama di nomor 500 meter putra dan putri.
‘Harusnya dibahas. Ini tidak boleh terjadi. Ini melenceng dari sportifitas dan semangat fair-play. Pertama harus kembali ke jalurnya on the track. Semua punya regulasi. Dan di regulasi itu semua jelas,’ tambahnya.
Olahraga kata Mulyana janganlah dijadikan sebuah kepentingan apalagi mencari keuntungan.
“Olahraga itu pembinaan, membina atlet untuk mencapai prestasi terbaik di Cabornya. Kasihan atlet jika juara bersama ini selalu menghiasi setiap pertandingan. Dampknya sampai ke psokologis atlet karena merasa hasil yang didapatkannya tidak pernah maksimal,’ terang Mulyana.
‘Tapi ini mungkin ada kepentingan politik dan lain sebagainya jadi ya begini ni. Selalu saja ada keputusan juara bersama. Si atlet peraih emas yang memang mentargetkan medali emas sudah tidak bangga lagi. Kalau ditanya berapa nilai sportifitas olahraga kita, ya saya baru berani beri angka 6. Jauh dari yang diharapkan Semoga jangan terjadi lagi lah juara bersama. Apa itu..?, Pungkasnya. Joel