Pelatih Pencak Silat Gelar Pusaka Pusat, Ade Suhana menjelaskan, timnya telah melakukan persiapan selama dua bulan penuh.
“Persiapannya lumayan cukup memakan waktu. Dua kali dalam seminggu selama dua bulan kami latihan di Gedung YPK Naripan,” ujar Ade Selasa, 5 Juli 2022.
Dari 10 orang atlet yang diterjunkan, dua di antaranya masih duduk di SD, selebihnya berstatus siswa SMP.
“Ada satu orang yang sudah dewasa juga, sesepuhnya. Sebab dalam pertandingan pencak silat bertema ini, tidak ada batas usianya,” ucapnya.
Pada nomor tim bertema, setiap tim wajib menampilkan atraksi pencak silat cengan alur cerita.
Tim Jabar memilih cerita berlatar belakang zaman kolonial Belanda.
Berkisah tentang hidup tragis seorang pendekar silat bernama Barda Mandrawata dari perguruan silat Elang Putih.
Hidupnya hancur setelah tunangannya, Marni Dewanti, ayah, dan seluruh saudara seperguruannya meninggal di tangan pendekar misterius yang dijuluki si Mata Malaikat.
“Dia pun balas dendam, tapi dengan ‘bayaran’ harus kehilangan penglihatannya. Ia pun secara tidak sengaja menemukan gua angker tersembunyi dan berhasil mempelajari ilmu langka dalam gua tersebut,” tambahnya.
Setelah sekian lama akhirnya Barda muncul dari pengasingannya. Namun, ia dihadapkan pada kenyataan pedih. Ternyata kekasihnya masih hidup, tapi sudah menjadi istri seseorang.
“Merasa sangat sedih, ia pun mengasingkan diri dan berkelana. Dia pun dikenal dengan julukan si buta dari gua hantu. Bersama temannya seekor monyet yang setia menemani, ia berjuang membasmi kebatilan dan kejahatan untuk membantu orang-orang yang tertindas,” lanjut Ade.
Dikemas dengan apik dan menarik lewat gerakan serta kostum yang dipakai, tim atlet pencak silat ini pun mendapat penilaian tertinggi dari para juri.
“Kelompok lain juga membawa cerita legenda di masing-masing daerahnya. Beberapa yang dinilai itu pakaian, kostum, musik, dan penampilannya,” ungkapnya.
Salah satu atlet yang berperan sebagai si Mata Malaikat, Adriansyah Austin Horianto menuturkan, sejak duduk di bangku kelas 3 SD, tertarik pencak silat hingga ia berada di kelas 3 SMP saat ini.
“Persiapannya dua bulan. Kesulitannya itu saat membuat kompak gerakan dan alur cerita,” tutur Adrian.
Adrian juga kerap menyabet medali emas dalam beberapa kesempatan. Salah satunya pada Hanifan YK Championship 2019. ***