BANDUNG, PelitaJabar – Sepanjang tahun 2021, PT XL Axiata mencatat pendapatan sebesar Rp 26,8 triliun, meningkat 3 persen dibandingkan periode tahun lalu (YoY) dan laba bersih sebesar Rp 1,3 triliun.
Hingga akhir 2021, total jumlah BTS XL Axiata mencapai lebih dari 162.282 unit, dengan BTS 4G meningkat menjadi 77.204. Sementara itu, fiberisasi telah mencakup lebih dari 50 persen site. Area yang terlayani jaringan 4G juga bertambah menjadi sebanyak 458 kota/kabupaten.
Terus meningkatnya kekuatan jaringan XL Axiata tersebut searah dengan tingkat penggunaan layanan data yang lebih tinggi oleh pelanggan. Selama periode 12 bulan di 2021, trafik data XL Axiata meningkat pesat hingga naik 34 persen YoY ke 6.549 Petabyte. Hal ini juga selaras dengan kecepatan akses internet yang meningkat sebesar 20 persen sejak awal tahun.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk kuartal keempat 2021, pendapatan perseroan meningkat 2 persen dibandingkan kuartal ke-3 2021 (QoQ) menjadi Rp 6,96 triliun. Rp 6,5 triliun di antaranya merupakan pendapatan layanan. EBITDA sepanjang 2021 tercatat meningkat sebesar 2 persen (YoY) menjadi Rp 13,28 triliun, dengan margin 50 persen.
Di sepanjang tahun 2021, beban biaya operasional meningkat 4 persen (YoY) menjadi Rp 13,47 triliun dari Rp 12,95 triliun di tahun sebelumnya. Meningkatnya biaya operasional ini dipengaruhi dari meningkatnya beban Biaya Regulasi serta Biaya Penjualan dan Pemasaran.
Selain berhasil mencatatkan laba bersih yang tertinggi sejak 2013, perseroan juga mampu meningkatkan kontribusi pendapatan data menjadi 94 persen, yang tertinggi di industri. Pendapatan data per akhir 2021 tercatat sebesar Rp 23,42 triliun, naik 5,4 persen YoY.
Perseroan juga berhasil menjaga ARPU blended di angka Rp 36 ribu, dengan jumlah pelanggan XL Axiata hingga akhir tahun 2021 ada sebanyak 57,9 juta dan tingkat penetrasi smartphone meningkat sebesar 4 persen YoY menjadi 92 persen.
Dari sisi neraca, XL Axiata tetap mampu menjaga posisi neraca dalam posisi sehat dan terkendali, meskipun jumlah utang meningkat sepanjang 2021. Tercatat, utang kotor meningkat 9,9 persen YoY dan utang bersih meningkat 19,2 persen YoY.
Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, meskipun turun sebesar -51,3 persen ke angka Rp 3,37 triliun karena adanya peningkatan belanja modal (capex) untuk mendukung pembangunan jaringan dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan.
Sepanjang tahun 2021, capitalized capex meningkat 61,2 persen YoY menjadi Rp 9,92 triliun, dan rencananya di tahun 2022 ini XL Axiata juga akan mengalokasikan belanja modal dengan nilai relatif sama sekitar Rp 9 triliiun.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, mengatakan, kami telah membelanjakan capex yang lebih besar pada tahun 2021 ini untuk meningkatkan kualitas jaringan serta meningkatkan digitalisasi guna menghadirkan customer experience yang terbaik.
‘Fokus kami bukan untuk merespon persaingan tarif layanan, tetapi lebih pada memberikan customer experience terbaik dan menciptakan nilai bagi pelanggan kami,’ pungkasnya Selasa 22 Pebruari 2022. ***