SEJAK pertama diidentifikasi Desember 2019 di Wuhan, Hubei China, Indonesia salah satu negara yang cukup merasakan dampak Covid-19.
Dari Dialog Produktif Media Center Merdeka Barat 9 (FMB 9) disebutkan, memasuki masa transisi COVID-19 dari pandemi menjadi endemi, pemerintah terus menguatkan perlindungan kesehatan masyarakat dari hulu ke hilir.
Percepatan vaksinasi, menjaga disiplin protokol kesehatan (Prokes), penguatan testing, tracing, treatment (3T), serta pemanfaatan teknologi informasi oleh masyarakat secara luas, terus digencarkan. Meski demikian, masyarakat diminta tetap waspada terhadap kemungkinan gelombang ketiga.
Karena itu, dunia pendidikan pun ikut mengalami pergeseran. Asalnya tatap muka 100 persen berubah drastis melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Tak hanya itu, pemerintah juga menerapkan kebijakan Work From Home (WFH), hingga Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pun menggunakan sistem dalam jaringan (daring).
Disisi lain, akibat Covid-19, beberapa perusahaan bertumbangan. Agar mampu bertahan, ada baiknya perusahaan dan dunia pendidikan mulai berpikir penerapan ERP atau enterprise resource planning (Perencanaan sumber daya perusahaan).
Fungsinya dapat mengotomisasikan dan mengintegrasikan banyak proses bisnis, membagikan basis data umum dan praktik bisnis ke seluruh perusahaan, dan menghasilkan informasi secara real-time.
Para vendor ERP telah mengembangkan serangkaian modul jasa, seperti perawatan kesehatan (health care), pemerintah (government), gerai eceran (retail stores), dan jasa keuangan (financial services). Sedangkan Pendidikan termasuk diantaranya karena bergerak dibidang jasa.
Lantas, apa hubungan pembelajaran daring dan ERP?
Pertama kali dimunculkan pembelajaran secara daring ini, yang terpikir semua orang bagaimana caranya pembelajaran terlaksana tanpa tatap muka, diman peserta didik , pendidik dan orangtua peserta didik merasakan imbasnya.
Pendidik, peserta didik dan orangtua dengan segala keterbatasan dipaksa melek teknologi, sehingga yang pertama kali digunakan untuk penugasan adalah memaksimalkan penggunaan HP dari pembelajaran lewat sms, whatsApp, telegram atau line.
Sedangkan tatap muka lewat daring melalui vicon menggunakan zoom, googlemeet, webex atau teams, terdapat kendala. Diantaranya terlalu banyak grup, chat yang tidak terbaca atau jaringan yang tidak mendukung, malah beberapa peserta didik terkendala kuota.
Karena itu, sistem ERP cocok untuk menanggulangi masalah tersebut karena :
1. Aktivitas peserta didik terpantau
Disini peserta didik harus gabung melalui aplikasi. Dari pengisian absen kehadiran, pengumpulan tugas, sampai chat peserta didik akan terpantau. Yang terlambat atau yang belum mengumpulkan tugas terlihat jelas. Karena pendidik bisa mensetting waktu kapan dimulai dan kapan diakhiri. Sehingga kedisiplinan siswa terukur.
2. Pemberian materi pelajaran lebih efektif
Pendidik akan lebih mudah memberikan materi baik berupa powerpoint, pdf, link pembelajaran, maupun video pembelajaran. Kapan bisa dibuka oleh peserta didik, pendidik bisa mengatur waktunya.
3. Kolaborasi antar pendidik lebih mudah
Dengan berkolaborasi, pendidik bisa melihat materi-materi pendidik lain atau tugas-tugas yang diberikan pendidik lain, sehingga bisa mengukur diri untuk memberikan materi atau tugas yang tidak terlalu berlebihan sehingga tidak membebani peserta didik
4. Melakukan penilaian lebih efektif
Dengan ERP pendidik akan lebih mudah melakukan penilaian, menggunakan pilihan ganda, uraian, menjodohkan, dan sebagainya.
Lalu, bisa berupa video, gambar berwarna, atau suara. Jadi akan menyenangkan bagi siswa. Soal-soal penilaian akan tersimpan secara otomatis dan tidak akan hilang selama tidak menghapusnya. Mudah untuk menggunakan kembali soal-soal yang telah diberikan.
Dengan menggunakan dua perangkat HP/laptop saat penilaian online, mencegah siswa berbuat curang. Siswa harus on kamera dikedua perangkatnya, yang satu wajah terekam kamera zoom/googlemeet, satu lagi kamera mengarah ke pengerjaan siswa, sehingga pendidik dengan leluasa bisa menegur siswa jika dicurigai curang.
5. Rekap nilai lebih mudah
Nilai akan secara otomatis tersimpan, dan peserta didik juga bisa melihatnya.
Pendidik akan lebih mudah dalam melakukan penilaian terhadap perkembangan siswa ketika proses pembelajaran dan penilaian selesai. Karena sistem akan secara otomatis menyimpannya mulai dari ketepatan menghadiri penilaian, mengumpulkan tugas, dan nilai yang diperoleh.
Para pendidik dapat melakukan analisa butir soal dan berguna untuk melihat seberapa efektif materi ajar dan proses pembelajaran berlangsung
6. Melibatkan orangtua
Orangtua peserta didik bisa bergabung dan memantau perkembangan putra-putrinya. Karena saat pandemik semua pembelajaran berpusat dirumah, sehingga terus terpantau oleh orang tua. Ada khusus portal orang tua sehingga bisa berdiskusi dengan pendidik secara maksimal.
7. Efisiensi Waktu
Dengan ERP, menghemat waktu baik untuk pendidik maupun siswa. Satu pendidik dapat mengirim tugas, materi, presensi dalam satu waktu ke semua kelas yang di ajar. Untuk peserta didik tidak perlu membolak-balik aplikasi guna mendapatkan informasi.
Beberapa ERP ada yang bisa digunakan secara offline, bagi peserta didik yang terkendala kuota juga dapat menggunakannya.
Nah itulah manfaat sistem ERP. Namun demikian, juga ada kekurangannya, seperti :
1) Tenaga Kerja Sulit Beradaptasi
Untuk sekolah berarti tenaga pendidik, pendidik, peserta didik dan masyarakat yang terlibat jika tidak bisa beradaptasi dengan cepat maka ini menjadi suatu kekurangan, karena dituntut penggunanya untuk mahir mengoperasikan sistem dengan kata lain harus melek teknologi. Intinya selama mau berubah pasti semua bisa.
2) Sistem Menjadi Lebih Rumit
Karena berupa software untuk sebagian orang dianggap rumit, maka bagian pengelola sistem ERP harus mempelajari ERP dengan semaksimal mungkin sehingga setiap ada kesulitan bisa diatasi dengan mudah. Dengan kata lain bagian pengelola sistem ERP harus mahir teknologi, bukan sekedar melek teknologi
3) Biaya Lebih Besar
Sistem ERP ada yang gratis ada yang berbayar. Sudah jelas yang berbayar banyak menawarkan kemudahan dan kelengkapan aplikasinya. Sedangkan yang gratis apalagi yang dibuat sendiri memang harus benar-benar dipegang oleh orang yang mahir teknologi. Sekolah atau institusi Pendidikan lainnya harus menyediakan dana untuk itu.
4) Bergantung Pada Satu Vendor Tertentu
Kelemahan lainnya, perlu bergantung pada satu vendor tertentu. Akibatnya tidak terjadi pembaruan sistem secara berkala.
Demikian pentingnya penggunaan ERP saat PJJ selama pandemic. Kedepan, jika pandemik berlalu, manfaat ERP masih diperlukan. Namun semua itu kembali lagi kepada masing -masing sekolah, gratis atau beli.
Karena semua itu tentunya tergantung ketersediaan anggaran dan kesiapan sekolah.
Wallahualam
Daftar pustaka :
Deitiana,Tita. 2020. Manajemen Operasional Strategi dan Analisa Service dan Manufaktur.
Jakarta : Wacana Media Mitra .
Haming, Murdifin dan Mahmud Nurnajamuddin.2007. Manajemen Produksi Modern Operasi Manufaktur dan Jasa. Jakarta: Bumi Aksara.
Render,Barry dan Jay Heizer.2015. Manajemen Operasi Manajemen Keberlangsungan dan Rantai Pasokan. Di terjemahkan oleh Hirson Kurnia, Ratna Saraswati dan David Wijaya. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
https://eosteknologi.com/manfaat-sistem-erp-untuk-sekolah/
https://majapahit.id/blog/2020/10/27/kelebihan-dan-kekurangan-erp/
Biodata Penulis :
Guru SMAN 25 Bandung
Guru SMA Taruna Bakti Bandung
Tugas Mata Kuliah : Manpro dan Inovasi
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. H.M. Budi Djatmiko, M.Si., M.EI