Bandung, PelitaJabar–Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan sekitar Alun-alun Cicendo kini naik kelas. Mereka enggan disebut PKL pasca relokasi dari badan jalan ke kios-kios yang terletak di dalam Alun-alun Cicendo, Rabu 10 Januari 2018 lalu.
“Mereka sekarang sudah tidak mau dipanggil PKL, maunya dipanggil pedagang jongko karena masing-masing sudah memiliki kios,” ujar Camat Cicendo Fajar Kurniawan saat dihubungi melalui telepon, Kamis (11/1).
Sebanyak 69 pedagang itu kini telah memiliki kios untuk berjualan. Awalnya, mereka membangun bedeng-bedeng untuk berjualan di sekitar alun-alun. Pada saat pembangunan alun-alun, mereka dipindahkan sementara ke badan jalan agar tidak mengganggu konstruksi.
Setelah pembangunan rampung dan diresmikan pada malam tahun baru 2018 lalu oleh Wali Kota Bandung, M. Ridwan Kamil, para PKL pun kembali boleh berjualan di alun-alun dengan tempat yang sudah ditata dengan jauh lebih baik.
Fajar mengungkapkan, para pedagang menyambut baik segala proses penataan. Mulai dari pembongkaran kios hingga pemindahan ke lokasi baru berjalan sangat lancar dan bisa berlangsung dalam waktu 3 jam saja.
“Ini mungkin penertiban tersingkat yang pernah ada. Dari mulai membongkar sampai memindahkan, sampai bersih tidak ada sampah-sampah,” jelas Fajar.
Salah satu pedagang kelontong penerima fasilitas yang disediakan Pemerintah Kota Bandung, Ida (47) mengaku sangat senang. Apalagi kios yang ditempati saat ini lebih tertata baik. Sehingga ia merasa lebih nyaman saat mencari nafkah untuk keluarganya.
“Alhamdulillah Pemkot sudah memberikan tempat yang ditata senyaman ini. Saya dan pedagang yang lain bisa mencari nafkah dengan nyaman. Prosesnya juga terhitung cepat,” pungkasnya. Red