BANDUNG, PelitaJabar – Presiden Prabowo Subianto meresmikan proyek strategis Stasiun Tanah Abang Baru, yang didukung penuh PT Len Industri (Persero) melalui anak perusahaan PT Len Railway Systems (LRS) berperan dalam modernisasi sistem persinyalan (signaling). Proyek ini sekaligus menjadi momentum baru dalam operasional perkeretaapian urban.
Proyek ini mencakup pekerjaan modifikasi sistem persinyalan sebagai bagian dari penataan jalur (track) dan Listrik Aliran Atas (LAA) termasuk penyesuaian sistem interlocking, integrasi perubahan jalur, serta pengujian operasional untuk mendukung peningkatan kapasitas dan kelancaran perjalanan kereta di Stasiun Tanah Abang Baru.
Modernisasi sistem persinyalan ini juga memungkinkan pengaturan lalu lintas kereta yang lebih fleksibel, aman, dan minim risiko human error, sistem terintegrasi penuh untuk mengontrol semua pergerakan wesel (pemindah jalur) dan sinyal lampu serta memastikan setiap pergerakan kereta terproteksi dengan aman.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Modernisasi sistem persinyalan di Stasiun Tanah Abang Baru dilakukan dengan penggantian total sistem persinyalan lama dengan Sistem Interlocking Elektronik (SIL) modern, SILSafe4000.
Hingga kini, SILSafe4000 telah beroperasi di sejumlah jalur utama, seperti :
Lintas Selatan Jawa: Purwokerto–Kroya, Kroya–Kutoarjo, Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan, Solo Jebres–Kedungbanteng, Kedungbanteng–Madiun, Madiun–Jombang, dan Jombang–Mojokerto. Lintas Jawa Barat dan Jabodetabek: Padalarang–Cicalengka, Loop Line, Center Line, Bogor Line, Cikarang–Cikampek, Bogor Paledang–Cicurug dan Wilayah luar Jawa: Makassar–Parepare (Kalimantan), Martapura–Baturaja, Medan–Binjai, Binjai–Besitang, serta Rantau Prapat–Kota Pinang (Sumatra).
Direktur Utama LRS, R. Helarius Agung Suryantoro mengungkapkan, keikutsertaan LRS dalam proyek vital Stasiun Tanah Abang Baru ini bukti nyata komitmen dan kapabilitas industri dalam negeri.
“Sistem persinyalan baru ini tidak hanya meningkatkan keselamatan penumpang, tetapi juga kunci untuk mengoptimalisasi kapasitas lintas. Dengan sistem baru ini, headway (waktu tunggu antar kereta) dapat dipersingkat, memungkinkan frekuensi perjalanan KRL yang lebih padat untuk melayani publik,” ucapnya kemarin.
Sementara Direktur Utama PT Len Industri (Persero), Prof. Joga Dharma Setiawan P.hD. menyebutkan, dukungan terhadap proyek ini sejalan dengan mandat perusahaan sebagai pilar industri pertahanan dan teknologi nasional.
“Len melalui anak perusahaannya, bangga dapat berkontribusi pada salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor perkeretaapian. Ini adalah wujud nyata dari penguasaan teknologi dan upaya kami mengurangi ketergantungan pada produk impor. Keberhasilan ini memperkuat ekosistem perkeretaapian nasional dan menunjukkan bahwa Indonesia mampu mandiri dalam teknologi transportasi kritikal,” pungkas Joga singkat. ***









