• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • PENDIDIKAN
  • EKONOMI
  • OLAHRAGA
  • POLITIK
  • TNI/POLRI
  • PEMERINTAHAN
  • DAERAH
  • HIBURAN
  • HUKRIM
  • KESEHATAN
No Result
View All Result
PELITA JABAR
  • PENDIDIKAN
  • EKONOMI
  • OLAHRAGA
  • POLITIK
  • TNI/POLRI
  • PEMERINTAHAN
  • DAERAH
  • HIBURAN
  • HUKRIM
  • KESEHATAN
No Result
View All Result
PELITA JABAR
No Result
View All Result
Home DAERAH

Putih Sari Sebut Stunting Bukan Hanya Tinggi Badan, Tapi Pertumbuhan Otak

by MFCteam
2023-09-19 08:05:08
in DAERAH, FEATURED
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Loading

PURWAKARTA, PeliaJabar – Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR RI) Putih Sari mengungkapkan, kegiatan Promosi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Program Percepatan Penurunam Stunting, penting.

Karena itu, pihaknya mengajak masyarakat agar mencegah stunting yang dimulai dari keluarga.

“Saya mengajak melaksanakan apa yang tadi disampaikan Pak Samsul sama Bu Karwasih. Stunting bukan hanya tinggi badan, tapi pertumbuhan otak. Ini yang berbahaya karena kita dihadapkan pada persaingan. Bukan hanya bersaing dengan urang Purwakarta atau Indonesia, tapi persaingan global. Karena itu, kita harus bersama-sama mencegah stunting sejak dari keluaga,” beber Putih Sari disela KIE Program Percepatan Penurunam Stunting di Wilayah Khusus Desa Citeko, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, pada 18 September 2023.

BacaJuga

Semarakkan HJKB Ke 213, Simplicity & Amanda Brownies Kolaborasi

2023-09-22

Tim Tenis Meja Jabar, Paling Kondusif Berlatih Pelatda Peparnas

2023-09-22

Legislatif asal Partai Gerindra ini mengingatkan, penduduk Indonesia banyak, urutan keempat di dunia. Penduduk banyak itu bagus saja jika berkualitas. Namun, jumlah yang besar akan menjadi beban jika tidak berkualitas.

“Untuk mewujudkan generasi berkualitas itu kita harus membuat perencanaan keluarga. Dalam hal ini, termasuk perencanaan memiliki anak. Hindari 4T, terlalu banyak, terlalu sering, terlalu muda, terlalu tua saat melahirkan. Terlalu sering bisa mengakibatkan kurangnya perhatian dan pengasuhan. Kakak yang masih membutuhkan pengasuhan dan kasih sayang otomatis berkurang ketika hadirnya sang adik. Pada umumnya, perhatian lebih tercurah kepada sang adik,” papar Putih.

Sementara Ketua Tim Kerja Pengelola Pelayanan Keluarga Berencana Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Adang Samsul Hadi berpesan, agar para ibu selalu memperhatikan makanan yang disajikan dalam keluarga. Dia mengingatkan, stunting dapat dicegah dengan memgonsumsi makanan bergizi.

“Makanan bergizi gak harus mahal. Bisa memanfaatkan makanan yang ada di selitar rumah, jangan lupa cuci bersih sebelum dimasak,” ucap Samsul.

Cara lain yang penting dilakukan untuk mencegah bayi stunting adalah dengan alat atau obat kontrasepsi atau menjadi akseptor keluarga berencana (KB).

Dengan KB memberikan kesempatan kepada ibu untuk memberikan pengasuhan optimal, juga memberikan kesempatan untuk memberikan air susu ibu (ASI) secara eksklusif.

“Perlu diingat juga bahwa KB tidak hanya menjadi tugas istri. Jika istri berisiko mengalami efek samping, maka pria juga bisa menjadi akseptor KB. Pria bisa menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi atau melalui metode operasi pria (MOP) atau vasektomi,” tambahnya.

Senada, Kepala Bidang Pembangunan Ketahanan Keluarga Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Purwakarta Karwasih. menegaskan, penanganan stunting bukan hanya tanggungjawab BKKBN, melainkan semua pihak.

“Orang kaya pun bisa berisiko stunting jika pola asuh tidak tepat. Sanitasi seperti jamban sehat juga sangat penting. Penangan stunting perlu dilakukan dari hulu hingga hilir dan melibatkan semua pihak,” tegas Karwasih.

Untuk mencegah stunting, pemerintah sudah melatih ribuan tim pendamping keluarga (TPK). Kehadiran TPK menjadi ujung tombak pencegahan di tingkat warga. TPK terdiri atas bidan, kader KB, dan kader pemebrdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK).

“Anak yang stunting akan kehilangan daya tahan tubuh, kehilangan kecerdasan. Ini berisiko terjadinya lost generatin. Akhirnya kita hanya menjadi tamu di tanah kelahiran sendiri. Tidak mampu bersaing,” pungkasnya. ***

Tags: Balita StuntingDPPKB PurwakartaKIEKomisi IX DPRD RIPutih Sari
Previous Post

Resmi dilantik, Dede Chandra Sasmita Akan Perjuangkan Hal Ini

Next Post

Lepas O2SN Jenjang SD & SMP, Kadisdik Jabar Ajak Minta Doa Kepada Orang Tua

Related Posts

Semarakkan HJKB Ke 213, Simplicity & Amanda Brownies Kolaborasi

2023-09-22

Tim Tenis Meja Jabar, Paling Kondusif Berlatih Pelatda Peparnas

2023-09-22

Sidkon Djampi Sebut BUMDes Salah Satu Penggerak Roda Perekonomian

2023-09-22

Sinergikan Legislatif & Eksekutif, Setwan Manfaatkan Media

2023-09-22

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos-pos Terbaru

  • Semarakkan HJKB Ke 213, Simplicity & Amanda Brownies Kolaborasi
  • Tim Tenis Meja Jabar, Paling Kondusif Berlatih Pelatda Peparnas
  • Sidkon Djampi Sebut BUMDes Salah Satu Penggerak Roda Perekonomian
  • Sinergikan Legislatif & Eksekutif, Setwan Manfaatkan Media
  • Tim Menembak Pelatda Peparnas Terkendala Aksessibilitas
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Pelita Jabar © 2023, Desain Templat MFC.TeaM.

No Result
View All Result
  • DAERAH
  • EKONOMI
  • FASHION
  • HIBURAN
  • HUKRIM
  • INSPIRASI
  • KESEHATAN
  • KESENIAN
  • LIFESTYLE
  • OLAHRAGA
  • PARLEMEN
  • PEMERINTAHAN
  • PENDIDIKAN
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • RAGAM
  • TEKNOLOGI
  • TNI/POLRI
  • TRAVEL
  • TRENDS

Pelita Jabar © 2023, Desain Templat MFC.TeaM.