BANDUNG, PelitaJabar – Pakar sekaligus praktisi pengelolaan lingkungan, Sudartoyo menilai strategi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengelola sampah sudah tepat. Indikatornya terlihat dari perancangan konsep program, regulasi dan kelembagaan dalam pengelolaan sampah.
Konsep Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan (Kang Pisman) bukan hanya digulirkan sebagai gerakan pemenuhan janji politik secara simbolis dari Oded M. Danial beserta Yana Mulyana tetapi menjadi garda terdepan dalam solusi menekan sampah sejak dari hulu.
“Di Perda sudah ditetapkan bagaimana kebijakan pengelolaan sampah. Terutama dalam pengelolaan sampah yang berprinsip pada pembangunan berkelanjutan,” papar Sudartoyo saat FGD di Hotel Amarosa, Jalan Aceh, Senin, 2 November 2020.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun ia tidak menampik jika parameter keberhasilannya memerlukan proses yang cukup panjang. Tetapi setidaknya, Pemkot Bandung tidak hanya menangani TPS ke TPA.
“Tentunya sistem pengelolaan sampah yang dibangun seperti Kang Pisman. Sistem pengelolaan sampah itu ada dua kegiatan pokok, yaitu pengurangan dan penanganan. Pengurangan ini bagaimana produsen dan konseumen karena sampah dihasilkan dari produksi dan konsumsi itu bisa terjadi pengurangan,” ungkapnya.
Sementara itu, praktisi media, Tatang Suherman menyatakan, persoalan sampah dan berdampak pada masalah banjir ini bukan hanya tugas pemerintah saja.
Tatang menilai, Pemkot Bandung telah melakukan beragam upaya. Pembangunan infrastruktur ataupun program gerakan bersifat kultural akan memberikan dampak signifikan apabila didukung oleh kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah.
“Media mainstream atau media social bisa membantu pemerintah dengan segala kreativitasnya dengan menyajikan konten yang bisa menggugah masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah,” ujarnya.
Sedangkan Pegiat Media Sosial, Rahmat Suprihat mengungkapkan saat ini respon masyarakat di jejaring social sudah mengalami pergeseran pola pikir.
Kini sebagian besar masyarakat telah memahami masalah banjir di Kota Bandung tidak terlepas dari minimnya kesadaran warga dalam mengelola sampah.