BANDUNG, PelitaJabar – Melalui berbagai program, stunting di Kota Bandung berhasil ditekan dari sebelumnya berada di angka 26,4 persen turun sampai 7 persen menjadi 19,4 persen pada tahun 2022.
Dalam lima tahun terakhir stunting di Kota Bandung terus menurun. Tahun ini, Pemkot Bandung menargetkan prevalensi stunting menjadi 14 persen.
Karena itu, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bandung dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI mengunjungi keluarga berisiko stunting di Kecamatan Lengkong dan Kiaracondong.
Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Jesli Natalla Marampa mengungkapkan, penting untuk berkunjung langsung agar ada implementasi nyata terkait intervensi penurunan stunting di lapangan.
“Kita ingin melihat implementasi nyata yang ada di lapangan. Kami bersama 19 kementerian lembaga. Kami melakukan evaluasi terpadu percepatan penurunan stunting dengan seluruh OPD, Kabupaten dan Kota se Provinsi Jawa Barat,” bebernya di Kecamatan Lengkong, Selasa 24 Oktober 2023.
TPPS bersama Kemenko PMK juga mengunjungi posyandu, kelas ibu hamil dan melihat keluarga berisiko stunting.
Jesli juga ingin memastikan alat terbaru, antropometri kit telah digunakan di seluruh posyandu khususnya di Kota Bandung.
Sebagai informasi, antropometri kit merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur berat badan, panjang, tinggi badan, lingkar lengan atas dan kepala.
“Kita pastikan kebijakan tersebut berjalan maksimal di lapangan. Tujuannya untuk mendapatkan informasi apa saja yang harus kita kuatkan atau sempurnakan atau mendorong kebijakan yang diperlukan,” ungkapnya.
Sementara Pj. Ketua TP. PKK Kota Bandung, Linda Nurani Hapsah menyebut penanganan stunting di Kota Bandung sudah masif.
“Penanganan stunting sudah bagus, kesadaran dari ibu rumah tangga ada usaha bekerja sama dengan posyandu ketika diarahkan supaya stunting bisa diatasi,” pungkasnya. ***