BANDUNG, PelitaJabar – Tak ingin Bandung kembali merasakan darurat sampah jilid 2 kembali terulang, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung membentuk satgas sampah dan perluas Kawasan Bebas Sampah hingga tingkat RW.
“Kita harus mempercepat pelaksanaan program Kawasan Bebas Sampah atau KBS, memastikan pengelolaan sampah selesai di sumbernya. Kolaborasi lintas sektor, terutama dengan masyarakat, menjadi kunci utama keberhasilan,” beber Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara, Jumat 10 Januari 2024.
Hingga saat ini, jumlah KBS meningkat dari 283 menjadi lebih dari 400 RW.
Dari 75 RW yang diusulkan untuk program KBS, baru 13 RW yang lolos verifikasi. Meski jumlahnya masih terbatas, program ini dianggap strategis dalam menangani tumpukan sampah di sumber.
Selain itu, Pemkot mendorong inovasi dalam pengelolaan tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
Saat ini, terdapat 263 TPS di Kota Bandung yang terdiri dari berbagai tipe, termasuk TPS bangunan, kontainer, dan TPS3R.
Update Ritasi dan Tantangan Akhir Tahun 2024
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dudy Prayudi, melaporkan penurunan ritasi sampah ke TPA Sarimukti dari 153,4 rit per hari pada November menjadi 136,58 rit per hari di Desember 2024. Sebagian sampah telah dialihkan ke TPA Pasir Bajing dengan rata-rata 17,58 rit per hari.
“Selama malam tahun baru 2025, volume sampah mencapai 163 meter kubik atau 57 ton, menurun dibandingkan tahun sebelumnya,” ucap Koswara.
Penanganan tumpukan sampah di Pasar Induk Caringin juga menjadi sorotan, karena mencapai 4.000 meter kubik sampah.
“Kami optimis bahwa melalui edukasi, peningkatan pengelolaan di sumber, dan kebijakan yang tegas, pengelolaan sampah di Kota Bandung akan lebih efektif,” pungkasnya. ***