BANDUNG, PelitaJabar – Guna mencapai target inklusi keuangan sebesar 90 persen di tahun 2024, bank bjb menggenjot tabungan, salah satunya dengan program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR).
Bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Instansia terkait, menggelar Akselerasi dan Implementasi Program KEJAR di Jawa Barat Kamis, 15 September 2022 di Gedung Sate, Kota Bandung.
‘bank bjb mendukung penuh pemerintah dalam upaya mendorong inklusi keuangan melalui program KEJAR dan demi meningkatkan budaya menabung sejak dini,’ papar Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb, Widi Hartoto.
Selain itu, bank bjb juga memiliki produk tabungan bjb SimPel untuk pelajar sejak tingkat PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sampai dengan siswa SMA atau sederajat dengan persyaratan mudah.
Sementara bjb Tandamata My First memiliki banyak keunggulan dibanding produk sejenis lainnya.
Selain saldo awal yang ringan hanya Rp50 ribu, produk tabungan ini bebas biaya administrasi bulanan, bebas biaya kartu ATM, dan bebas tarik tunai di seluruh ATM bank bjb.
‘bank bjb mendorong pelajar memiliki kebiasaan menabung sejak dini sehingga saat dewasa kelak dapat melakukan perencanaan keuangan dengan baik,’ kata Widi.
Pemimpin Divisi Dana & Jasa Konsumer bank bjb Edy Kurniawan Saputra mengatakan, pentingnya perencanaan keuangan yang baik dan benar sejak dini.
‘Para pelajar bisa mendapatkan uang dari menyisihkan uang saku, menyisihkan hadiah ulang tahun atau lebaran, serta bekerja membantu orang tua atau berdagang,’ kata Edy.
Uang yang didapatkan lantas digunakan untuk memenuhi kebutuhan seperti membeli buku, tas, atau sepatu tanpa harus membebani orang tua.
‘Selain mengembangkan uang dengan cara menyimpannya di bank atau menjadikannya sebagai modal usaha, sikap dalam penggunaan uang itu sendiri sangat penting. Penggunaan uang secara bijaksana merupakan sifat pribadi yang harus ditanamkan atau diajarkan sejak dini,’ pungkas Edy.
Hadir Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Rhuzanul Ulum, Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah Kementerian Koordinator Ekonomi RI Erdiriyo, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2 dan Manajemen Strategis Regional II Jawa Barat Otoritas Jasa Keuangan Aulia Fadly, dan tamu lainnya. ***