BANDUNG, PelitaJabar – Telkom University mengumumkan Top 165 Program sociopreneurship terbesar di Indonesia, Innovilage 2024. Tahun ini, panitia menerima sedikinya 2000 lebih proposal dari para mahasiswa di berbagai Perguruan Tinggi, mulai dari Aceh hingga Papua.
Ketua Panitia DR Runi Magfirah mengungkapakan, acara Top 165 merupakan rangkaian Innovillage, dimana terpilih lebih dari 2800 pendaftar, dan 719 proposal yang masuk, lalu diseleksi dua tahap.
“Dari 719 proposal, setelah diseleksi oleh tiga innovator dari perusahaan atau industri menjadi 300, diseleksi lagi oleh 16 reviewer dari pakar, sehingga menjadi 165. Sementara terdapat 93 Perguruan Tinggi dengan total 27 provinsi,” papar Runi menjawab PJ usai pengumuman Top 165 Innovillage di GKU lantai 8 Telkom University Jumat 29 November 2024.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia melanjutkan, dengan kegiatan Innovillage mampu membawa dan berdampak dan bermanfaat di masyarakat desa, untuk percepatan pembangunan berkelanjutan atau SDGs.
Innovillage yang dimulai sejak 2020, sudah menghasilkan lebih 1000 prototipe sudah diimplementasikan sejak 2020, dan ini merupakan awal dari proses kegiatan Innovillage, karena setelah ini para peserta akan melakukan implementasi ke masyarakat, sembari mereka mendapatkan peningkatan kapasitas, dan mereka kita dampingi,” tambahnya.
Perjalanan Innovillage masih cukup panjang, dimana setelah melalui proses seleksi, akan ada awarding atau pemberian penghargaan.
“Untuk kriteria sendiri cukup banyak, dan karena ada dua kategori yakni penciptaan nilai dan kategori dampak. Salah satu kriteria poinnya adalah ide inovasi, kami beri poin 50 persen, implementasi dari inovasi 50 persen,” ucapnya.
Disinggul soal pengawasan, setiap minggu ada pendamping khusus dari para pakar. Misalnya mengambil topik rawan pangan, ada pakar khusus, untuk lingkungan, ada pakar lingkungan. Poinnya karena kita berbicara teknologi digital, poin utamanya adalah lokal hero.
“Lokal hero-lokal hero yang ada di masyarakat bisa menggunakan teknologi digital, kalaupun mahasiswa tidak ada disitu, program ini masih tetap berjalan, melalui pengecekan berkala,” katanya.
Dimintai komentarnya, Edi Widiarso, Manager SRC Telkom mengatakan, program ini berawal saat covid, dimana banyak mahasiswa yang banyak berdiam diri dirumah.
“Lalu kita mengajak para mahasiswa untuk terjun kelapangan, mencari permasalahan yang dihadapi masyarakat. Setelah diidentifikasi, temukan solusinya. Dari situ, perlu dukunga. Dari situlah Telkom memberikan pendanaan kepada mahasiswa, muncullah program Innovillage,” tukasnya.
Bagi inovasi dan solusi terpilih dari karya mahasiswa, PT Telkom mengapresiasi melalu pemberian dana mulai dari Rp 5 juta hingga maksimal Rp 30 juta guna mewujudkan program sesuai tema yang dipilih oleh para mahasiswa. ***