BANDUNG, PelitaJabar – Tak hanya mengunjungi pasar serta Posyandu di Kota Banjar, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Kelurga (TP PKK) Provinsi Jawa Barat melalui Siaran Keliling atau Sarling, BKKBN Jawa-Barat juga membentuk Duta Genre tingkat kecamatan dan desa di Kota Banjar.
Ketua TP PKK Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil, mengungkapkan, Sarling merupakan program rutin sebagai sarana interaksi dengan masyarakat guna peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.
‘Yang menarik di sini adalah posyandu balita, posyandu remaja, dan posyandu Lansia semuanya tertib. Sudah ada lima meja, dari mulai pendaftaran, sampai ke konsultasi dan juga pelayanan. Di tempat ini tidak ada stunting atau disebut Zero Stunting karna ternyata lebih banyak lansianya. Dari 30 target sasaran balita cuma ada satu pasangan muda maka artinya ini bisa dijadikan sebagai upaya kita bersama, apabila satu kota bisa keren. Karenanya saya bersyukur sekali hari ini semua bekerja keras bersama,” kata Atalia, disela kegiatan Rabu 23 Februari 2023.
Sementara Kepala Biro Perencanaan BKKBN Pusat Wahidin mengatakan, Sarling diintergrasikan dengan kegiatan Grudug Jabar yaitu gerakan turun ke desa untuk keluarga Jawa Barat.
‘Kita mengadakan pembinaan kepada kelompok TPK upaya peningkatan pendapatan keluarga yang outputnya adalah memperoleh nomor induk perusahaan itu outputnya. Kemudian mengumpulkan, pembinaan kepada kelompok Bina Keluarga Balita dan outputnya adalah seluruh kelompok Bina Keluarga Balita memahami tentang definisi stunting terkait dengan perkembangan otak anak,’ papar Wahidin.
Sedangkan pembentukan Duta Genre tingkat kecamatan dan desa di Kota Banjar, agar menjadi agent of changes memberikan edukasi kepada remaja.
Plt Kepala BKKBN Jawa Barat Dadi Roswandi menambahkan, untuk percepatan penurunan stunting di Jawa Barat menggunakan strategi dari hulu. Persiapan dari calon pengantin khususnya remaja, bekerja sama dengan Kementerian Agama.
‘Maret ini dipastikan semua calon pengantin mempunyai sertifikat Elsimil (Elektronik siap menikah dan siap hamil). Karena kalau di hulunya tidak diurus nanti akan ada peningkatan angka prevalensi stunting,’ ucap Dadi.
Remaja yang akan menikah dipastikan cek status gizinya, punya anemia atau tidak dan laki-lakinya juga sehat, tidak sering begadang dan tidak merokok juga jauh dari narkoba.
‘Sekarang dari 24,4 menjadi 20,2 untuk target nasional di 2024 adalah 14 persen masih ada 2 tahun untuk mencapai target tersebut,’ pungkasnya.
Kegiatan yang dihadiri Gubernur Ridwan Kamil dan Kepala Dinas Pendidikan Jawa-Barat itu, dilanjutkan mengunjungi SMAN 2 Banjar.
Emil memberikan motivasi pencegahan bullying kepada seluruh siswa sebelum Launching Aplikasi Anti Bullying (Stopper) yang ditandai dengan pemukulan kendang secara serentak diiringi angklung diikuti Deklarasi Sekolah Toleransi (anti radikalisme, anti hoax, sekolah ramah anak, anti bullying). ***