Lagi, GMBI Kembali Geruduk KCIC

- Penulis

Rabu, 22 Januari 2020 - 18:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDUNG, PelitaJabar -Dianggap cuek, Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (LSM-GMBI) kembali menggeruduk PT CREC, kontraktor Kereta Api Cepat Indonesia Cina.

Mereka meminta kejelasan ganti rugi tanah di Kecamatan Takokak, Kab Cianjur, Jawa Barat (Jabar).

Ketua Korwil 1 Jabar  LSM GMBI, Moch Mashur (Abah) mengaku kecewa dengan sikap KCIC yang tidak cepat merespon pengaduan masyarakat dari Kecamatan Takokak.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Posisi GMBI dalam melakukan aksi unjuk rasa di KCIC KBB sebagai kuasa pendampingan, mengingat persoalan ganti rugi tanah di Kec Takokak sangat menzalimi masyarakat,” tegas Abah disela aksi demo di depan kantor PT CREC Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat Rabu (22/01/2020).

GMBI sangat respons ketika ada persoalan sosial atau hukum dan menjadi ujung tombak membantu masyarakat.

“Kami bersama masyarakat Takokak pernah menyampaikan kepada perwakilan KCIC, yaitu saudara Bob K yang mempunyai kewenangan dalam menyelesaikan persoalan pembebasan lahan. Kami sudah menyerahkan bukti mengenai pembebasan tanah yang dilakukan oleh pihak KCIC,” beber Abah.

Seharusnya Bob, lanjut Abah, bisa menjelaskan kejelasan dari berkas yang telah sampaikan.

“Tapi sangat mengecewakan, yang menerima kami ini saudara Hendrik, Manager HRD PT CREC selaku kontraktor pelaksana pembangunan terowongan KCIC,” kesal Abah.

Sementara kapasitas Hendrik, bukan untuk permasalahan ganti rugi tanah, sehingga tidak kapabel dengan persoalan.

Meski begitu, Abah mengapresiasi keinginan Hendrik yang berjanji akan memfasilitasi GMBI dan KCIC.

Seperti diketahui, masyarakat Takokak menuntut KCIC membayar harga tanah yang sudah disepakati, yaitu Rp 60 ribu per meter. Namun warga hanya menerima Rp.6000 per meter.

Para pemilik tanah dalam menerima pembayaran juga mengaku diintimidasi dan ditekan oleh oknum aparat dan lainnya, sehingga masyarakat takut dan terpaksa menerima pembayaran yang tidak sesuai kesepakatan. Mal

Komentari

Berita Terkait

Cetak Advokat Handal, DPD FERARI Jabar dan STAI Siliwangi Gelar PKPA
Penutupan AAYF 2025, Farhan Sebut Bandung Adalah Kota dengan Ragam Budaya Berkumpul dan Bersatu
Vakum 11 Tahun, Farhan Harap Pasar Seni ITB Jadi Agenda Rutin
Malaysia Hingga India Hadiri Pembukaan Asia Africa Festival 2025
Dosen Tel-U Sabet Empowered Women Awards 2025 Tingkat Asia-Pasifik
Uji Tabrak TIGGO 9 Kecepatan 50KM/Jam, Hasilnya Luar Biasa
Keren, Karya Kriya Tekstil dan Fashion Tel-U Pernah Kolab Bareng Desainer Ternama
bank bjb Perkuat Sinergi dengan Pemkab Kuningan Lewat Pinjaman Daerah

Berita Terkait

Senin, 20 Oktober 2025 - 18:36 WIB

Cetak Advokat Handal, DPD FERARI Jabar dan STAI Siliwangi Gelar PKPA

Senin, 20 Oktober 2025 - 17:32 WIB

Penutupan AAYF 2025, Farhan Sebut Bandung Adalah Kota dengan Ragam Budaya Berkumpul dan Bersatu

Senin, 20 Oktober 2025 - 17:21 WIB

Vakum 11 Tahun, Farhan Harap Pasar Seni ITB Jadi Agenda Rutin

Senin, 20 Oktober 2025 - 17:08 WIB

Malaysia Hingga India Hadiri Pembukaan Asia Africa Festival 2025

Minggu, 19 Oktober 2025 - 15:05 WIB

Dosen Tel-U Sabet Empowered Women Awards 2025 Tingkat Asia-Pasifik

Berita Terbaru

Wali Kota Bandung saat meninjau Pasar Seni ITB. PJ/Dok

FEATURED

Vakum 11 Tahun, Farhan Harap Pasar Seni ITB Jadi Agenda Rutin

Senin, 20 Okt 2025 - 17:21 WIB