PEMIMPIN adalah seseorang yang diberi amanah mengurusi segala kebutuhan rakyatnya.
Dalam tahapannya, pemimpin terpilih melalui berbagai proses hingga pelantikan. Karena itu, seorang pemimpin harus menjaga amanah rakyat, begitupun pemimpin kepala daerah yang ada di Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melantik 5 kepala daerah di Jawa Barat yang resmi terpilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 lalu.
Adapun 5 kepala daerah tersebut yakni Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi pasangan Marwan Hamami dan Iyos.
Kemudian Bupati dan Wakil Bupati terpilih Kabupaten Pangandaran pasangan Jeje Wiradinata dan Ujang Endin Indrawan. Selanjutnya, Bupati dan Wakil Bupati Karawang terpilih yakni Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepuloh, Bupati dan Wakil Bupati Indramayu Nina Agustina dan Lucky Hakim. (Pikiranrakyat.com 26/02/21)
Lahirnya pemimpin yang adil, jujur dan amanah tentu tidak terlepas dari sistem aturan yang digunakannya. Apakah sistem yang berasal dari sang Pencipta ataukah hasil dari ide pemikiran manusia semata.
Faktanya, penerapan sistem demokrasi sekuler kapitalistik yang lahir dari ide pemikiran manusia selama ini telah gagal melahirkan pemimpin yang didambakaan rakyat.
Sayangnya, sistem ini terus dipertahankan walaupun telah nyata kerusakannya. Menjadi rahasia umum jika dalam sistem ini, pemimpin lebih banyak melakukan pencitraan untuk mendapat simpati rakyat terutama saat kampanye.
Namun, ketika sudah memimpin mereka lupa pada janji-janji manis yang diucapkan. Pun dalam mengeluarkan kebijakan, lebih condong pada kepentingan golongan daripada pro terhadap rakyat. Bahkan hukum yang digunakan pun tajam ke bawah namun tumpul ke atas.
Lantas, bagaimana mewujudkan pemimpin dambaan rakyat yang sebenarnya? Tempat rakyat berlindung dan keberadaan pemimpin menjadi penjaga bagi rakyat sepenuhnya baik muslim maupun nonmuslim.
Dalam sistem Islam, bukan hanya sebuah agama yang mengantur hubungan seseorang dengan Pencipta-Nya melainkan agama yang melahirkan semua aturan kehidupan, seperti aturan ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, hukum, hubungan luar negeri.
Bahkan dari yang sepele sampai yang rumit sekalipun Islam punya aturannya jangankan yang mencakup hal besar, prihal seperti mau masuk kamar mandi saja kaki mana dulu yang harus melangkah ada aturannya termasuk mencetak seorang pemimpin yang amanah menjalankan tugasnya sesuai syariat-Nya.
Itu semua menandakan sempurnanya sistem Islam dalam mengatur kehidupan manusia karena aturannya lahir dari Sang Pencipta yaitu Allah SWT melalui perantara Alquran dan Assunnah yang dibawa oleh Manusia Agung yaitu Rasulullah SAW.
Bagaimana Islam telah banyak melahirkan pemimpin-pemimpin yang amanah, hanya takut kepadaNya sehingga menjalankan amanah sebagai pemimpin dengan dorongan takwa.
Sejarah mencatat, selama 13 abad lamanya sistem Islam dalam kontitusi Khilafah diterapkan dalam kehidupan telah banyak melahirkan pemimpin yang luar biasa melindungi harta, jiwa dan kehormatan rakyat. Mengurusi segala kebutuhan rakyat mulai dari sandang, pangan dan papan.
Dalam sistem Islam, mampu mewujudkan pemimpin dambaan rakyat seperti diantaranya:
Pertama, Orang yang takut hanya kepada Allah SWT.
Seorang pemimpin haruslah orang yang paling takut kepada Allah SWT, jika memiliki sifat seperti ini Ia akan memimpin sesuai ketetapan dan tidak keluar dari batas syariat Islam.
Kedua, pemimpin adil.
adil tidak hanya kepada yang muslim saja melainkan nonmuslim juga, kepada tumbuhan bahkan hewan sekalipun, ditangannya hukum ditegakan seadil-adilnya.
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu Pemimpin) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS An-Nahl: 90)
Ketiga, Amanah.
Amanah merupakan sifat wajib bagi seorang pemimpin, Ia akan menjaga kepercayaan yang diberikan oleh rakyatnya atas tanggungjawab kepemimpinannya.
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al Ahzab: 72)
Ke empat, Jujur.
Jujur dalam setiap perkara dalam mengurusi rakyatnya karena dengan sifat tersebut akan dipercaya rakyatnya. Jujur secara individu maupun sebagai pemimpin.
Imam Ibnu Katsir berkata,
“Jujur merupakan karakter yang sangat terpuji, oleh karena itu sebagian besar sahabat tidak pernah coba-coba melakukan kedustaan, baik pada masa jahiliah maupun setelah masuk Islam. Kejujuran merupakan ciri keimanan, sebagaimana pula dusta adalah ciri kemunafikan, maka barang siapa jujur dia akan beruntung.” (Tafsir Ibnu Katsir 3/643)
Sistem Islam telah banyak melahirkan sosok-sosok fenomenal seperti selembut Abu Bakar, setegas Umar, sebijak Utsman, secerdas Ali, sesederhana Umar bin Abdul Aziz, segemilang Harun Al Rasyid, setangguh Sulaiman Al Qanuni, seperkasa Muhammad Al Fatih, dan seteguh Sultan Abdul Hamid II, serta para pemimpin lainnya.
“Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Al-Bukhari Muslim) wallahua’lam.