BANDUNG, PelitaJabar – Guna mewujudkan Jabar Digital Province atau Jawa Barat Provinsi Digital, sebagai bagian dari Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Jawa Barat, bank bjb fokus perluasan akses transaksi digital.
bank bjb diberi kepercayaan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Bank Indonesia sebagai bank persepsi dalam pengelolaan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD).
Oleh karenanya, bank bjb saat ini tengah gencar berkolaborasi dengan berbagai stakeholder yang tergabung dalam TP2DD Jawa Barat untuk menetapkan arah kebijakan implementasi ETPD dan memastikan percepatan serta perluasan digitalisasi daerah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengatakan, upaya yang dilakukan bank bjb untuk menerapkan ETPD adalah dengan menjalankan program bjb Go Smart City. Program ini dapat membantu pemerintah daerah memaksimalkan pendapatannya melalui digitalisasi berbagai transaksi.
“Dalam rangka optimalisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) lewat ETPD, bank bjb melakukan perluasan pembayaran pajak dan retribusi daerah melalui berbagai instrumen pembayaran dan kerjasama penggunaan channel elektronik, e-commerce, gerai modern dan channel lainnya,” ungkap Yuddy dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) TP2DD dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Jawa Barat 2021 secara virtual, Selasa (27/07/2021).
Selain itu, saat ini bank bjb juga telah bekerjasama dengan provinsi dan kabupaten/kota di luar Jawa Barat dan Banten dalam melakukan integrasi layanan penerimaan pajak kendaraan bermotor melalui Samsat Digital Nasional (Signal). Di antaranya adalah dengan DKI Jakarta, Provinsi Kepulauan Riau, Bali, Kota Pekanbaru, Batam, Palembang, Binjai, Balikpapan, dan Surakarta.
“Kami berharap adanya sinergi antara bank bjb, para pemerintah daerah serta dukungan dari Bank Indonesia dan pemerintah pusat dalam penerapan ETPD dapat membantu mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang transparan, akuntabel dan menciptakan ekosistem digital bagi masyarakat lewat transaksi non-tunai. Hal tersebut pada akhirnya akan bermuara pada pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” ungkap Yuddy.
Upaya akselerasi penerapan ETPD dan transaksi digital di masyarakat didukung penuh oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
“Digitalisasi sekarang adalah paksaan, bukan lagi pilihan. Mereka yang tidak masuk ke konsep digital akan tertinggal dan tergerus zaman. Kita harus melakukan percepatan digitalisasi yang inklusif, tidak hanya di perkotaan, melainkan juga memberikan akses digital di desa-desa yang belum memiliki banyak kemudahan. Desa Digital adalah elemen penting dalam Jabar Digital Province,” papar Emil, sapaan akrab Gubernur.
Dikatakan, empat pilar ekonomi di Jawa Barat harus di jaga dengan baik.
“Yakni investasi, pilar ekspor, lalu daya beli masyarakat jangan sampai tergerus karena harga-harga naik, kemudian government spending yang terus akan kita tingkatkan seiring waktu. Semoga sinergitas TP2DD dan TPID se-Jabar ini berlangsung dengan baik,” lanjutnya.
Rakorwil bertajuk “Akselerasi Ekonomi Keuangan Digital untuk Mendukung Stabilisasi Harga dan Terwujudnya Visi Jabar Provinsi Digital Melalui Penguatan Sinergi dan Kolaborasi” tersebut juga dihadiri oleh Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Iskandar Simorangkir, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto, serta Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 2 Jawa Barat Indarto Budiwitono.
Dalam kesempatan tersebut, bank bjb juga memberikan penghargaan kepada para kantor cabang (KC) bank bjb yang mencatatkan kinerja terbaik dalam mendukung implementasi ETPD di daerah masing-masing.
Diantaranya penghargaan Terbaik I diraih oleh KC bjb Soreang, disusul oleh peraih predikat Terbaik II KC bjb Majalengka. Sementara posisi Terbaik III diraih oleh KC bjb Purwakarta, Terbaik IV diraih oleh KC bjb Banjar dan terbaik ke-V diraih oleh KC bjb Bogor. ***