MAKASSAR, PelitaJabar – Dosen STIKes Alifah Padang, Ns Asmawati M Kep, berhasil meraih gelar doktor di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Jumat (24/09/2021).
Perempuan kelahiran Bantaeng 7 September 1976 ini mengangkat disertasi berjudul ‘Pengaruh Terapi Spiritual Qur’anic Emotional freedom Technique (SQEFT) terhadap Penurunan Nilai Kecemasan dan Kadar Kortisol Darah pada Residen NAPZA (Narkotik, Psikotropik, Zat Adiktif lain).
Penelitiannya bertujuan mengkaji pengaruh terapi SQEFT terhadap penurunan nilai kecemasan dan kadar kortisol darah pada residen NAPZA. Pasien residen NAPZA membutuhkan dukungan spiritual selama sakit dan menjalani rehabilitasi.
‘Religi dan spiritualitas keduanya terkait dengan penggunaan mekanisme penanganan psikologi dan fisik. Residen NAPZA mengalami kecemasan, termasuk kecemasan sedang dan kecemasan berat yang dapat berdampak buruk pada gangguan fisik dan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh terapi SQEFT terhadap penurunan nilai kecemasan dan kadar kortisol darah,’ terang anak pasangan Abd Azis Rabai dan St Asiah ini.
Wanita berhijab ini mengingatkan, Narkotika dan alkohol menjadi perhatian pemerintah. Betapa tidak, data United Nations Office On Drugs and Crime (UNODC, 2018) mencatat perkiraan penduduk yang mengalami gangguan akibat narkoba sebanyak 29,5 juta orang dan 190,900 orang meninggal.
Sementara di Indonesia, kasus narkoba diperkirakan mencapai 4,2 juta orang atau sekitar 2,1 sampai 2,25 persen dari total penduduk pada 2019 (Kemenkes, 2019).
Perkiraan kasus obat menunjukkan peningkatan dari 4,2 juta pada 2017 menjadi 5,0 juta pada 2020 (BNN, 2019). Jumlah pria dibandingkan tiga kali lebih besar dalam narkoba wanita. Sementara kelompok pekerja memberi pemberian narkoba terbesar (BNN, 2019).
Hasil survei BNN pada 2018-2020, menunjukkan NAPZA di 34 Provinsi Sumatera Barat dengan angka prevalensi pada NAPZA sebesar 1,78 persen atau sekitar 63,523 orang.
Jika dibandingkan dengan survei tahun 2018 dan 2019 terjadi kenaikan 0,09 persen. Residen NAPZA dalam menjalani pengobatan selain berkunjung ke Rumah Sakit Jiwa, juga dapat langsung mencari bantuan rehabilitasi residen NAPZA di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL).
Data Kementerian Sosial Provinsi Sumatera Barat yang menaungi IPWL menyebutkan, IPWL yang berada di Sumatera Barat kembali 29.
Penelitian alumnus SMA Negeri 4 Bantaeng, Sulawesi Selatan, ini dipusatkan di Kota Padang, Sumatera Barat. Di sana, dia memperoleh data residen NAPZA pada 2018 sebanyak 129 kunjungan. Sedangkan pada 2018, 178 kunjungan dan 2019 terdapat 219 kunjungan.
Dalam disertasinya, Asmawati menjelaskan, residen NAPZA memerlukan dukungan dan motivasi keluarga karena mengalami kondisi stres dan ketidaksiapan diri menghadapi kenyataan.
Pikiran yang kalut akan menjadikan suasana hati menjadi tidak tenang, takut, depresi, imunitas menjadi menurun dan munculnya tanda dan gejala yang lebih parah.
Raihan gelar doktor Asmawati ini disambut gembira anggota pengurus Yayasan Pendidikan Nurikhlas Padang, Erwani SKM M Kes.
Erwani mengaku bangga atas pencapaian gelar doktor oleh dosen Stikes Alifah yang juga Ketua Stikes Alifah periode 2020-2024.
Yayasan menyekolahkan lima dosen, salah satunya Asmawati. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan tepat waktu selama tiga tahun.
“Ini sangat membanggakan dan semoga menjadi motivasi untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM), khususnya dosen kesehatan yang bergelar doktor. Dan ilmu daoat terus dikembangkan untuk tridarma perguruan tinggi, serta menjadi amal ibadah membangun generasi unggul,” pungkasnya.
Senada, Ketua Alumni 94 SMA 4 Bantaeng, Faisal Fattah mengaku bangga karena alumni sekolahnya bisa memberikan manfaat untuk dunia pendidikan.
“Ilmu beliau (Asmawati, red) bisa menjadi ladang amal jariyah,” tambah Kepala Kantor KSOP Kelas IV Fakfak Faisal Fattah ini.
Sidang promosi doktor digelar secara online yang dihadiri tujuh dewan penguji, diantaranya Prof dr Veni Hadju M Sc Ph D, Prof Dr A Ummu Salmah SKM M Sc, dan Prof Dr dr M Alimin Maidin MPH. ***