BANDUNG, PelitaJabar – Guna mewujudkan Kota Bandung Agamis, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial meluncurkan program Gerakan Urang Nulisan Alquran (Geulisan).
Mengawali program Geulisan, peserta yang berpartisipasi yakni anak-anak penyintas thalassemia, diikuti kaum disabilitas, dan para pemuda hijrah yang tergabung di komunitas Tingweh.
‘Ini dalam rangka ulang tahun Kota Bandung, kita ingin lebih mengajak masyarakat membangun harmoni dan kebersamaan. Banyak program lain juga rangkaian HJKB ini agar kita bisa membuat warga Bandung semakin solid,’ kata Oded dalam rilisnya Jumat (24/09/2021).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Lewat Geulisan ini, para peserta diajak untuk menebalkan tulisan Arab dari cetakan Alquran yang dibuat samar. Masing-masing peserta dibagi tugas untuk menebalkan ayat Alquran dari surat yang berbeda-beda.
Oded juga berinteraksi dengan setiap peserta dan berbagi semangat dengan para disabilitas serta penyintas thalaasemia.
‘Dinamika kehidupan itu macam-macam, ada yang mendapatkan ujian selalu menyenangkan ada pula yang sebaliknya. Jangan merasa berkecil hati, justru ini bagian dari kecintaan Allah,’ terangnya.
Antusiasme para peserta Geulisan ini ditunjukan dengan keseiusan para peserta dalam menebalkan ayat Alquran. Bahkan, salah seorang pemuda hiijrah pun turut membacakan ayat yang ditulisnya.
Opet, salah seorang peserta dari komunitas pemuda hijrah Tingweh mengaku terarik ketika diajak untuk mengikuti Geulisan. Pria yang dua tahun terakhir memperdalam ilmu agama ini bahkan turut mengajak teman-temannya.
“Biar bacanya lebih bisa dan lebih detail tulisnya. Buat ke teman-teman kami, jangan takut buat belajar baca Quran. Tidak ada kata telat,” kata Opet.
Sementara Ujang Koswara yang menjadi kolaborator Pemkot Bandung untuk program Geulisan mengaku menangkap semangat yang sama yang digelorakan kepemimpinan Oded dan Yana Mulyana.
“Pertama, dampak pandemi semakin panjang dan masyarakat sudah ‘aral’. Jadi itu harus dibuka dengan ada nuansa baru tentang pesan moral. Akhirnya pendekatannya adalah religi,” ucap Uko.
Uko mengungkapkan, para peserta dari penyintas thalassemia justru yang meminta untuk ikut berpartsipasi dalam Geulisan. Begitupun dari para pemuda hijrah yang ingin turut berbagi semangat dalam belajar tentang alquran.
“Mereka punya keterbatasan. Kebayang yang ditato itu kapan ngajinya? Tapi dengan menulis seperti ini beberapa kali, mereka bisa ikut ngaji juga,” pungkasnya.***