BANDUNG, PelitaJabar – Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki banyak destinasi wisata edukasi seperti museum. Sampai saat ini, tercatat ada 17 museum di Kota Bandung.
Museum Geologi merupakan salah satu destinasi favorit wisatawan yang sedang melancong ke Bandung.
Dari masa ke masa, Museum Geologi seolah punya tempat di hati para wisatawan. Rasanya, tempat ini seolah menjadi destinasi wajib bagi pelajar di luar Jawa Barat yang melakukan studi tur ke Bandung.
Cukup merogoh kocek Rp2.000 untuk pelajar dan Rp3.000 untuk wisatawan umum, kita bisa menghabiskan waktu di sana. Oh ya, untuk wisatawan asing, diberlakukan tarif Rp10.000.
Adhitia Ari Nugroho, Staff di Sub Koordinasi Edukasi & Informasi Museum Geologi menjelaskan dalam sehari, museum ini bisa menerima kunjungan hingga 3.000 orang. Namun di masa pandemi, jumlah tersebut dibatasi hanya menjadi 600 pengunjung saja.
“Di masa pandemi, kami menggenjot wisata virtual. Semua kunjungan wisatawan dilakukan secara daring. Kapasitasnya mencapai 2.000 pengunjung virtual yang terbagi menjadi dua sesi,” ungkap Adhit Selasa 18 Januari 2022
Khusus wisata virtual saat ini hanya dibuka tiap hari Senin saja. Tarifnya pun gratis dengan melakukan pemesanan di tautan pada bio Instagram resmi Museum Geologi.
Ratusan Ribu Koleksi
Daya tarik Museum Geologi bagi para pengunjung adalah koleksinya yang punya nilai ilmiah tinggi. Per tahun 2022, koleksi di museum ini mencapai 417 ribu.
Sub Koordinator Dokumentasi & Konservasi Unggul Prasetyo Wibowo menjelaskan pembagian denah di museum ini. Secara umum, Museum Geologi dibagi menjadi dua lokasi: ruang koleksi dan ruang pamer atau ruang peraga.
Ruang koleksi berada di belakang bagian museum dan tidak bisa diakses oleh sembarang pengunjung. Anda bisa mengakses ruang ini untuk keperluan tertentu dengan mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan pihak museum.
Lalu ada ruang pamer yang tersebar di dua lantai museum. Lantai 1 dibagi menjadi dua bagian: sayap barat dan sayap timur. Di bagian sayap barat, pengunjung bisa melihat benda-benda dan khazanah seputar geologi indonesia dan secara umum
Sedangkan di sayap timur, pengunjung disuguhkan informasi tentang sejarah kehidupan bumi dari awal terbentuknya bumi sampai sekarang.
Lantai 2 pun dibagi menjadi dua bagian: sayap timur dan barat. Di sayap barat, pengunjung bisa mendapat informasi tentang sumber daya geologi, sedangkan di sisi timur pengunjung bisa mendapat edukasi tentang pemanfaatan dan kebencanaan.
Ada pesan khusus yang disampaikan Unggul bagi anda yang hendak berkunjung ke Museum Geologi. Pesan ini terkait upaya kita untuk sama-sama menjaga benda koleksi yang sudah berusia ribuan tahun ini.
“Fosil ini unik. Asalnya dari individu dan enggak ada gantinya kalau sampai rusak. Jadi buat para pengunjung yang mengakses koleksi ini baik secara populer (kunjungan) maupun untuk keperluan riset agar bisa sama-sama menjaganya,” kata Unggul.
Edukasi Masyarakat Lewat Program Seru
Sebelum masa pandemi, Museum Geologi tidak sekadar jadi destinasi yang dikunjungi wisatawan saja. Pihak pengelola juga aktif melakukan berbagai program pengenalan museum dan edukasi geologi ke masyarakat.
Kegiatan tersebut masih berlangsung sampai saat ini. Hanya bedanya, seluruh kegiatan tadi belakangan ini dilakukan secara daring.
Adhitya menjelaskan, saat ini Museum Geologi punya lima program publikasi dan edukasi yang bisa dinikmati oleh masyarakat.
Pertama, ada Collection Talk. Program ini mengupas tuntas satu koleksi museum. Program ini juga menghadirkan siaran langsung di YouTube dengan materi temuan objek geologi di lapangan. Pada pelaksanaannya, Museum Geologi bekerja sama dengan berbagai instansi.
Lalu ada Merdeka Belajar yang merupakan program khusus bagi pelajar untuk memahami materi seputar geologi. Program edukasi ini dikemas secara ringan dan interaktif antara pemateri dan pelajarnya dan dibuka saat musim libur sekolah.
“Penyampaian materi menggunakan media interaktif seperti dongeng dan diskusi,” ungkap Adhit.
Lalu ada program Night at The Museum yang biasa digelar di pekan keempat tiap bulannya. Nyaris dua tahun vakum akibat pandemi, program ini akhirnya digulirkan secara daring belum lama ini.
Dua program menarik lainnya adalah Pojok Kolaborasi dan Layanan Informasi. Pojok Kolaborasi itu sendiri merupakan upaya Museum Geologi untuk mengenalkan diri kepada masyarakat.