Prevalensinya mencapai 36.6 persen dari jumlah penduduk Kota Bandung di atas usia 15-69 tahun. Sekitar 700 ribu orang di Kota Bandung berpotensi terkena hipertensi.
Hingga Mei lalu, Dinkes memperoleh aduan hipertensi sekitar 28.000 kasus.
Seringnya baru ketahuan ketika sudah bergejala, seperti stroke, sakit ginjal, dan masalah jantung.
‘Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi penderitanya mulai bergeser ke usia yang lebih muda,’ jelas dr. Ira Dewi Jani, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung, usai Bandung Menjawab Rabu, 8 Juni 2022.
Terbagi menjadi dua, faktor yang tidak bisa dikendalikan dan bisa dikendalikan. Untuk faktor yang tidak bisa kendalikan, seperti usia, jenis kelamin, dan keturunan.
‘Tapi, ada juga faktor yang bisa kita kendalikan, seperti pola diet, menu makanan yang tidak seimbang, kurang olahraga, konsumsi garam berlebih, dan tingkat stress yang tinggi,’ akunya.
Beberapa gejala yang bisa muncul akibat hipertensi antara lain stroke, retinopati, komplikasi jantung, dan gagal ginjal.
Perlu diketahui, retinopati merupakan salah satu penyakit mata yang rentan membuat penglihatan seseorang menjadi kabur. Jantung pun membesar karena harus memompa terus-menerus
‘Bisa gagal jantung atau ada penyumbatan di dalamnya.
‘Lalu ginjal juga jadi ancaman jika tekanan darah tinggi tidak terkontrol,’ pungkasnya.
Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghindari hipertensi. Caranya dengan CERDIK:
-Cek kesehatan secara berkala. Jika telah terdeteksi hipertensi harus sebulan sekali cek kesehatan.
-Enyahkan asap rokok. Sebab ada bahan dalam rokok yang bikin pembuluh darah kita jadi tidak elastis.
-Rutin melakukan aktivitas fisik yang harus terukur. Sehingga punya impact ke kesehatan tubuh kita.
-Diet atau menu makanan yang seimbang. Harus ada sayur dan buah, serta minum yang cukup.
-Istirahat yang cukup untuk karena akan memengaruhi kesehatan tubuh kita.
-Kelola stress dengan benar.
*foto klikdokter