BANDUNG, PelitaJabar — 19 siswa yang bermasalah dengan hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), mengikuti kegiatan UNBK (ujian nasional berbasis komputer) dan USBN (ujian sekolah berstandar nasional). Siswa tersebut berasal dari tingkatan SMP, SMA dan SMK.
Kasie Pembinaan Anak didik LPKA Bandung, Roni Nuryadi mengatakan, anak didik yang ikut serta dalam UNBK dan USBN ini, diikutsertakan di sekolah dekat LPKA, yakni di SMA Langlangbuana Bandung.
“Anak didik LPKA yang ikut ujian USBN setingkat SLTP, ada 10 orang. Dari jumlah tersebut, 3 orang berstatus bebas. Untuk anak didik LPKA tingkat smp ini ikut USBN di SMP 8,” jelasnya, Senin (8/4).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara untuk SMU, ada 7 orang. Namun 1 orang sudah bebas PB akan tetapi masih ikut ujian walau sudah diluar.
“SMA jumlahnya enam siswa, sedangkan SMK berjumlah 4 orang, 2 orang anak didik sudah PB. sementara 2 orang ujian di SMK Pertanian Lembang,” ujarnya.
Dari 19 orang tersebut, salah satu anak didik LPKA memiliki nilai tertinggi. Aak didik LPKA memiliki nilai tertinggi dalam mata pelajaran Ekonomi untuk tahun 2017 lalu bernama One Irwanto.
“Selama belajar di LPKA mereka selalu antusias dan ingin berlama lama untuk belajar,” tambah Roni.
Sementara itu guru di SMA Langlangbuana, yang mengajar di Kelas Didik LPKA, Rahmi mengatakan, salah satu anak didik, Abu Rizal Firdaus selalu kritis untuk membahas politik atau perundang undangan.
“Ada salah satu anak didik yang lain sudah selesai belajar ia masih berdiskusi dengan ibu guru, bahkan selalu bertanya tentang pelajaran bila sedang diterangkan,” ungkap Rahmi.
Kepala Sekolah SMA Langlangbuana, Sutarman, sekolahnya ditunjuk sebagai sebagai sekolah induk, bagi anak didik di LPKA Bandung. Semula agak sulit karena bayangan para pengajar sebelumnya bertolak belakang dengan fakta di LPKA.
“Ketika mengajar di LPKA ternyata mereka baik dan suasananya sangat familiar serta benar – benar seperti lingkungan sekolah. Anak – anak bersih, baik displin dan yang paling mengherankan ternyata di LPKA tidak ada jeruji besi seperti yang ada di bayangan kami sebagai guru pengajar” paparnya.
Dikatakan, anak – anak didik di LPKA, sama perlakuannya dengan siswa di sekolah induk.
“Selama ini guru- guru yang ngajar di LPKA dilakukan pembinaan seperti di reguler. Guru – guru yang ngajar ke LPKA adalah guru yang sudah memiliki skil lebih dan rela untuk mengajar di LPKA. Siswa LPKA tidak beda jauh kualitasnya dengan di sekolah reguler,” pungkasnya. Rief